REPUBLIKA.CO.ID,WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mempersilakan Presiden Rusia Vladimir Putin jika hendak memediasi Iran dan Israel guna menghentikan konflik antara kedua negara tersebut. Trump pun menyampaikan bahwa AS tak terlibat dalam konflik itu.
Dalam sebuah wawancara dengan ABC News pada Ahad (15/6/2025), Trump ditanya pendapatnya jika Putin menjadi mediator Iran dengan Israel. Trump pun menjawab tak berkeberatan dengan hal tersebut.
"Ya, saya terbuka untuk itu. Dia (Putin) siap. Dia menelepon saya untuk membicarakannya. Perbincangan kami lama soal itu. Kami lebih banyak membicarakan hal ini daripada situasinya. Saya yakin ini akan terselesaikan," kata Trump.
Pada kesempatan itu, Trump pun menekankan bahwa AS tak terlibat dalam konflik yang saat ini sedang berlangsung antara Iran dan Israel. "Kami tidak terlibat di dalamnya. Mungkin saja kami bisa terlibat. Namun, saat ini kami tidak terlibat," ujarnya.
Menurut Trump, saat ini baik Israel maupun Iran telah sama-sama menghadapi serangan. "Tapi dampak sangat menghancurkan terutama dialami Iran," ucapnya.
Sementara itu Menteri Luar Negeri Iran Abbas Aragchi mengatakan, Iran tidak ingin konfliknya dengan Israel meluas ke negara-negara lain di kawasan. Namun dia menyebut hal itu bisa terjadi jika situasinya memaksakan.
"Kami membela diri; pembelaan kami sepenuhnya sah. Pembelaan ini adalah tanggapan kami terhadap agresi. Jika agresi berhenti, tentu saja tanggapan kami juga akan berhenti," kata Araghchi dalam sebuah pertemuan dengan para diplomat asing pada Ahad.
Berbeda dengan keterangan Trump, Aragchi mengeklaim negaranya memiliki bukti bahwa AS mendukung agresi yang dilancarkan Israel ke Iran pekan ini. "Kami memiliki bukti kuat tentang dukungan pasukan Amerika dan pangkalan Amerika di wilayah tersebut terhadap serangan pasukan militer rezim Zionis,” ujarnya.