REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Pemutaran perdana film Hayya 3: Gaza di Ciplaz Depok, Kamis (12/6/2025), menjadi momen emosional yang tidak hanya menyentuh sisi kemanusiaan, tetapi juga memantik kembali kesadaran publik tentang pentingnya keberpihakan terhadap Palestina.
Dalam acara ini, hadir sejumlah tokoh dari berbagai kalangan, termasuk CEO QUPRO Indonesia Ali Amril. Ia secara khusus menyampaikan apresiasi atas hadirnya film tersebut sebagai medium perjuangan yang kuat melalui jalur seni dan budaya.
Turut hadir pula Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Depok, tim ofisial film Hayya 3: Gaza, serta Ketua Jaringan Wirausaha (Jawara) Kota Depok.
Film Hayya 3: Gaza melanjutkan kisah yang telah dimulai dalam seri sebelumnya. Tidak hanya menampilkan sisi konflik dan kekerasan, film ini juga menggambarkan sisi paling manusiawi dari penderitaan rakyat Palestina, terutama anak-anak.
Film ini memiliki pendekatan naratif yang lembut namun menghujam. Hayya 3: Gaza bukan hanya cerita peperangan, tapi kisah kehilangan, cinta, dan keberanian yang tidak diberi panggung oleh dunia.
“Film Gaza adalah karya yang menggugah. Kami mengapresiasi seluruh pihak yang terlibat dalam proses kreatifnya. Ini lebih dari sekadar tontonan, tapi suara nurani, yang menampilkan luka, harapan, dan keberanian rakyat Palestina dalam bingkai seni yang menyentuh. Film ini menjadi pengingat bahwa kemanusiaan tak boleh dibiarkan sunyi,” kata Ali dalam pernyataannya, Kamis.
Ali juga menyampaikan peran QUPRO sebagai lembaga yang turut mendukung perjuangan Palestina melalui jalur seni dan budaya.
"Di sisi lain, QUPRO juga terus berikhtiar menghadirkan keberpihakan melalui pendekatan seni dan budaya. Selama lebih dari delapan tahun, kami konsisten menyelenggarakan event-event kemanusiaan bertaraf nasional dan internasional yang berkesan, berkelas, dan menggugah melalui skema Edotainment (Education, Donation, and Entertainment). Kami percaya, seni dan budaya adalah salah satu ruang penting untuk menyalakan kesadaran publik dan menumbuhkan empati yang berdampak,” katanya.
Dia menyerukan ajakan terbuka kepada umat Islam dan masyarakat luas.
“Mari jadikan film Gaza ini sebagai pintu masuk keberpihakan yang lebih luas. Ikuti pula berbagai ruang aksi lainnya, seperti Palestina Run 2025, Aksi Bela Palestina & Konser Amal di Subang, serta program-program kemanusiaan lainnya yang terus kami selenggarakan karena keberpihakan membutuhkan aksi nyata yang terus menyala,” ujar dia.