REPUBLIKA.CO.ID,LONDON — Pemerintah Swedia pada Senin (9/6/2025), mengaku tengah menjalin komunikasi dengan Israel setelah rezim Zionis mencegat kapal bantuan ke Gaza di perairan internasional dan menahan penumpangnya, termasuk aktivis iklim Greta Thunberg.
Kantor pers Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Swedia menyatakan, pihaknya terus memantau situasi usai Israel menahan sejumlah aktivis di atas kapal bernama Madleen tersebut.
“Kementerian Luar Negeri dan perwakilan terkait di luar negeri telah mengetahui situasi ini dan sedang memantau perkembangannya,” ujar kantor tersebut dalam pernyataannya.
Dia menyebutkan, Kemlu Swedia dan Kedutaan Besar Swedia di Tel Aviv tengah berkomunikasi dengan otoritas setempat dan mengikuti perkembangan secara seksama.
Pada Senin pagi, kapal Madleen yang berbendera Inggris dicegat dan digeledah oleh pasukan Israel sebelum mencapai Gaza. Kapal itu kemudian ditarik ke pelabuhan Israel.
Lihat postingan ini di Instagram
“Jika bantuan konsuler dibutuhkan, Kedutaan Besar dan Kementerian Luar Negeri akan mengevaluasi cara terbaik untuk memberikan bantuan kepada warga negara Swedia,” sebut pernyataan itu.
Kapal tersebut mengangkut 12 orang untuk misi kemanusiaan, yang terdiri dari 11 aktivis dan seorang jurnalis.
Selain Greta Thunberg, aktivis lainnya adalah Yasemin Acar dari Jerman; Baptiste Andre, Pascal Maurieras, Yanis Mhamdi, dan Reva Viard dari Prancis; Thiago Avila dari Brazil; Suayb Ordu dari Turki; Sergio Toribio dari Spanyol; Marco van Rennes dari Belanda; serta Omar Faiad, jurnalis Al Jazeera Mubasher dari Prancis.