Rabu 04 Jun 2025 08:57 WIB

Masih Gamang dengan Puasa Tarwiyah? Ini Hukumnya Menurut Para Ulama

Puasa Tarwiyah masuk keutamaan sembilan hari pertama Dzulhijjah.

Rep: Nashih Nasrullah/ Red: A.Syalaby Ichsan
Ilustrasi berpuasa.
Foto: Republika/Mardiah
Ilustrasi berpuasa.

REPUBLIKA.CO.ID, Pertanyaan mengenai hukum puasa tarwiyah sering muncul di tengah-tengah masyarakat. Apabila syariat berpuasa Arafah pada 9 Dzulhijjah sudah lebih familiar, puasa Tarwiyah masih menimbulkan keraguan. 

Sebuah artikel sederhana karya Dr Abdurrahman bin Shalih bin Muhammad al-Ghafili yang berjudul Hukm Shiyam Asyr Dzilhijjah berupaya memaparkan hukum puasa yang sering disebut dengan Hari Tarwiyah tersebut.

Baca Juga

Ia menjelaskan topik ini merupakan bahasan klasik yang telah banyak dikupas dalam deretan kitab hadis ataupun ulama-ulama terdahulu. Para ulama sepakat, Puasa Tarwiyah hukumnya sunah. Bahkan, sangat dianjurkan berpuasa sejak hari pertama Dzulhijjah hingga Hari Arafah, tepatnya 9 Dzulhijjah.

Dalam kitab Minah al-Jalil Syarh ‘Ala Mukhtashar al-Khalil yang bermazhab Maliki  disebutkan hukum berpuasa selama sembilan hari pertama Dzulhijjah hukumnya sunah. Istilah puasa tersebut dikenal dengan sebutan asyr Dzilhijjah.

Penegasan yang sama disampaikan dalam kedua kitab bercorak Mazhab Syafi’i, yakni al-Majmu’ Syarah Muhadzab dan Mughni al-Muhtaj Ila Ma’rifat Ma’ani al-Fadz al-Minhaj.

Hukum berpuasa Tarwiyah dan Arafah serta puasa selama sembilan hari pertama Dzulhijjah ialah sunah. Anjuran berpuasa itu tidak terbatas kepada mereka yang tidak berhaji, tetapi juga berlaku pula bagi jamaah haji.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement