REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV— Presiden sementara Suriah yang ditunjuk sendiri, Ahmad al-Sharaa, menyatakan dalam sebuah wawancara dengan Jewish Journal bahwa Israel dan Suriah memiliki musuh bersama.
Dia mengatakan siap untuk terlibat dengan Tel Aviv jika ada jalan yang jelas untuk hidup berdampingan.
"Era pengeboman tanpa henti harus diakhiri. Tidak ada negara yang makmur ketika langitnya dipenuhi dengan ketakutan. Kenyataannya, kita memiliki musuh bersama - dan kita dapat memainkan peran utama dalam keamanan regional," kata Sharaa, yang sebelumnya dikenal sebagai pemimpin Alqaeda Abu Mohammad al-Julani, kepada publikasi yang berbasis di Los Angeles itu, dikutip Republika.co.id, Selasa (3/5/2025).
Dia menegaskn perdamaian harus diperoleh melalui rasa saling menghormati, bukan rasa takut.
“Kami akan terlibat di mana ada kejujuran dan jalan yang jelas untuk hidup berdampingan - dan menjauhi apa pun yang kurang," tambahnya.
Sharaa juga menyuarakan dukungan untuk menghidupkan kembali prinsip-prinsip Perjanjian Pelepasan Diri 1974 (Perjanjian Dofa), menyebutnya sebagai kerangka kerja yang memungkinkan untuk saling menahan diri dan melindungi warga sipil.
Pernyataan dari presiden de facto tersebut muncul di tengah laporan di media Barat yang mengatakan bahwa para pejabat Israel dan Suriah telah terlibat dalam pembicaraan tatap muka selama beberapa pekan terakhir yang bertujuan untuk mencegah gejolak lain di sepanjang perbatasan mereka.
Setelah kelompok-kelompok bersenjata yang dipimpin oleh Sharaa mengambil alih Suriah pada Desember, Israel segera menghancurkan kemampuan militer negara tersebut dan menduduki wilayah yang luas di Dataran Tinggi Golan, Quneitra, dan Deraa.
BACA JUGA: Begini Respons tak Terduga Warganet Yaman, Saat Pesawat Terakhir Mereka Dibom Israel
"Ada pembicaraan tidak langsung dengan Israel melalui mediator untuk menenangkan dan mencoba untuk menyerap situasi sehingga tidak mencapai tingkat di mana kedua belah pihak kehilangan kendali," kata Sharaa awal bulan ini, yang juga menggambarkan serangan udara Israel yang terus berlanjut di tanah Suriah sebagai intervensi acak.
Dia juga mengatakan bahwa Damaskus sedang berbicara dengan negara-negara yang berkomunikasi dengan Israel untuk "menekan mereka agar berhenti mengintervensi urusan Suriah dan mengebom beberapa infrastrukturnya."