REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi mengimbau jamaah haji Indonesia menyesuaikan waktu keberangkatan dan kepulangan dari Masjidil Haram. Hal ini untuk menghindari antrean panjang di halte dan terminal Bus Shalawat.
Ketua PPIH Arab Saudi Muchlis M Hanafi mengatakan saat ini jamaah haji dari berbagai negara, termasuk Indonesia sedang terkonsentrasi di Makkah untuk menjalani fase puncak ibadah haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina.
“Kepadatan jamaah sangat tinggi, terutama pada waktu sholat. Kami imbau jamaah menyesuaikan waktu keberangkatan dari hotel serta waktu kembali dari Masjidil Haram agar tidak terjadi penumpukan di halte bus,” ujar Muchlis dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Jumat (30/5/2025).
Ia menyarankan agar jamaah berangkat lebih awal untuk mendapatkan tempat sholat di dalam Masjidil Haram. Hal ini juga untuk menghindari risiko harus sholat di luar masjid di bawah terik matahari jika kapasitas dalam masjid sudah penuh.
Usai sholat, jamaah juga diminta tidak langsung pulang. Sebaiknya meluangkan waktu untuk berdzikir atau beristirahat sejenak sebelum kembali ke hotel agar tidak berdesakan saat antre bus.
"Setelah sholat, sebaiknya menunggu sekitar satu jam sebelum kembali, agar kondisi halte lebih lengang dan jamaah bisa naik bus dengan nyaman," jelasnya.
Muchlis juga mengingatkan jamaah memastikan menaiki bus sesuai rute tujuan masing-masing agar dapat kembali ke hotel dengan tepat.
Kepala Bidang Transportasi PPIH Arab Saudi Mujib Roni menyampaikan seluruh armada Bus Shalawat telah dioperasikan untuk melayani jamaah calon haji Indonesia dari 205 hotel di Makkah menuju Masjidil Haram dan sebaliknya.
“Total ada 445 bus yang dioperasikan. Layanan ini sudah berjalan penuh seiring dengan meningkatnya jumlah jamaah yang berada di Makkah,” ujar Mujib.
