
REPUBLIKA.CO.ID, Laporan Jurnalis Republika Teguh Firmansyah dari Makkah, Arab Saudi
PPIH Arab Saudi masih melakukan pendataan untuk menyatukan pasangan jamaah haji terpisah. Mereka yang masih dalam satu syarikah sama bisa langsung dapat digabungkan.
"Saat ini sudah kita lakukan koordinasi pendataan jamaah yang ingin bergabung, jika satu syarikah sama bisa langsung kita gabungkan," ujar Kepala Daker Makkah PPIH Arab Saudi Ali Machzumi, Kamis (22/5/2025).
Penggabungan, kata Ali, tidak hanya untuk pasangan yang terpisah, tapi juga anak dan orang tua serta pendamping disabilitas. "Namun yang beda syarikah ini masih perlu dikomunikasikan lebih lanjut secara teknis, secara normatif memang syarikah itu mengizinkan," ujar Ali.
Penggabungan pasangan jamaah terpisah mendapat lampu hijau setelah PPIH Arab Saudi mengeluarkan surat edaran terkait penyatuan tersebut. Kendati tak dapat dipungkiri bahwa penggabungan itu sudah dilakukan secara alami.
Kepala PPIH Arab Saudi Muchlis Hanafi meminta agar sektor melakukan pendataan agar semua jamaah tetap mendapatkan pelayanan dari syarikah. Pasangan beda syarikah, kata ia, bisa disatukan dengan menerbitkan kartu nusuk baru.
Kepala Sektor 2 Ramlan mengatakan, pihak Sektor melakukan pendataan sesuai dengan arahan dari PPIH Arab Saudi. "Nanti akan dilihat secara sistem, apakah benar mereka suami istri, pendamping atau bukan," ujarnya.
Mekanisme pendataan, kata Ramlan dimulai dari ketua regu, rombongan nanti disampaikan ke Sektor. Ia juga meminta kepada petugas yang menemukan pasangan terpisah agar langsung didata. "Kita lakukan beberapa skema untuk menjaring," ujarnya.
Belum diketahui secara pasti berapa jumlah pasangan secara terpisah. Namun Muchlis pernah menyampaikan potensi yang terpisah mencapai 2.500 orang jamaah atau secara rata-rata 1.250 pasangan.
