Selasa 20 May 2025 08:10 WIB

Panas Ekstrem Melanda Makkah, Suhunya Bisa Mencapai 46 Derajat, Jamaah Diminta Jaga Kesehatan

Suhu ini diperkirakan akan meningkat seiring mendekatnya musim panas.

Cuaca ekstrem di Makkah, Arab Saudi (Ilustrasi).
Foto: ANTARA FOTO/Andika Wahyu
Cuaca ekstrem di Makkah, Arab Saudi (Ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH — Suhu panas ekstrem melanda Makkah, arab Saudi, menjelang puncak haji yang akan berlangsung pada awal Juni 2025. 

Menjelang puncak pelaksanaan ibadah haji yang akan berlangsung di Arafah, Muzdalifah dan Mina (Armuzna), Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi mengimbau seluruh jamaah haji Indonesia untuk menjaga kesehatan di tengah cuaca ekstrem dan kepadatan jemaah yang terus meningkat. Langkah ini penting agar jemaah dapat menjalani seluruh rangkaian ibadah dalam kondisi prima, khususnya saat wukuf di Arafah.

Baca Juga

Kepala Bidang Kesehatan PPIH Arab Saudi, dr. M. Imran, menyampaikan bahwa suhu di Makkah dalam dua hari terakhir tercatat mencapai 42 hingga 46 derajat Celcius. Suhu tersebut diperkirakan akan terus meningkat seiring mendekatnya musim panas pada Juni 2025.

Kondisi ini diperparah dengan meningkatnya kepadatan jemaah dari berbagai negara yang kini mulai memadati Kota Makkah. “Jumlah jamaah yang datang semakin bertambah, baik dari Madinah maupun dari Tanah Air. Saat ini, lebih dari 71 ribu jemaah haji Indonesia telah berada di Makkah, dan akan terus bertambah hingga mencapai 203 ribu orang,” ujar dr. Imran dalam konferensi pers di Kantor Urusan Haji Makkah, Arab Saudi, Senin (19/5/2025).

Ia menuturkan, situasi kepadatan dan suhu yang tinggi berpotensi menimbulkan kelelahan, dehidrasi, hingga memperparah kondisi kesehatan jemaah, terutama bagi mereka yang memiliki penyakit penyerta seperti hipertensi, diabetes, atau gangguan pernapasan.

Data Kementerian Kesehatan menunjukkan, hingga 18 Mei 2025 pukul 16.00 WAS, terdapat 1.167 kasus Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) di kalangan jemaah. Jika tidak ditangani dengan baik, ISPA dapat berkembang menjadi pneumonia, yang selama ini menjadi salah satu penyebab utama perawatan jemaah di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) dan rumah sakit Arab Saudi.

“Penyakit terbanyak yang kami temukan saat ini adalah ISPA, hipertensi, dan diabetes. Terdapat juga jemaah yang dirawat  karena radang paru, paru kronis, dan jantung koroner. Kami berharap semua jemaah dapat segera pulih agar dapat mengikuti puncak haji,” jelas Imran.

Ia juga menyampaikan rasa duka atas wafatnya 28 orang jamaah hingga 18 Mei 2025, yang umumnya disebabkan oleh penyakit jantung dan infeksi sistemik akibat penurunan daya tahan tubuh.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement