Laporan jurnalis Republika, Teguh Firmansyah, dari Jeddah, Arab Saudi
Kesempatan beribadah di Tanah Suci tidak selalu terjadi. Karena itu, tak sedikit jamaah yang ingin mengabadikan aktivitasnya di dekat Ka'bah dengan cara mengambil gambar atau swafoto (selfie).
Ketika sedang melakukan tawaf, apakah berswafoto dapat membatalkan ibadah tersebut? Pembimbing haji (mustasyar dinny) jamaah Indonesia, KH Abdul Moqsith Ghazali menegaskan, tawaf dinilai seperti halnya shalat. Karena itu, jamaah diharapkan memantapkan fokusnya selama beribadah itu hanya kepada Allah.
Sayang sekali bila mereka sudah jauh-jauh datang dari Indonesia, justru melalaikan diri dari ibadah secara khusyuk selama di Tanah Suci. Kiai Abdul Moqsith mengingatkan jamaah agar tidak menyia-nyiakan kesempatan menjadi tamu Allah.
"Tawaf ini jadikan ibadah kepada Allah, bukan selfie-selfie," ujar Kiai Abdul Moqsith kepada awak Media Centre Haji (MCH) di Jeddah, Ahad (18/5/2025).
Memang, lanjut dia, berswafoto saat sedang melakukan tawaf tidak akan membatalkan ibadah tersebut. Tawaf tetap sah, selama orang yang melakukannya suci dari hadats serta mengitari Ka'bah sebanyak tujuh kali putaran.
Bagaimanapun, tegas Kiai Abdul Moqsit, berswafoto sangat mungkin mengganggu konsentrasi ibadah. "Tawafnya sah-sah aja, tetapi makna menjadi berkurang," ujarnya.
Tawaf merupakan rukun dalam umrah dan haji. Tanpa tawaf, pelaksanaan ibadah di Tanah Suci ini tidaklah sah.
" Tawaf sama seperti shalat, harus berwudhu. Makanya orangnya haid tak boleh tawaf," katanya menambahkan.
Ikuti Whatsapp Channel Republika