Rabu 14 May 2025 14:47 WIB

Jamaah Haji Bisa Mengalami Masalah Kejiwaan, Ini Ciri-cirinya

Kasus gangguan kejiwaan jamaah haji mendapat perhatian khusus.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Muhammad Hafil
Konsulat Jenderal (Konjen) RI di Jeddah Yusron Ambary (tengah) bersama Kepala KKHI Makkah dr Edi Supriyatna (kanan) dan Wakil Kepala KKHI Makkah dr Nurkhalis (kiri) mengecek fasilitas kesehatan di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah, Arab Saudi, Kamis (8/5/2025). KKHI yang berada di Makkah dan Madinah merupakan fasilitas pelayanan kesehatan bagi jamaah haji Indonesia yang membutuhkan pelayanan rawat jalan, rawat inap, darurat, unit perawatan intensif, rujukan, pemeriksaan penunjang, pelayanan sanitasi, pelayanan gizi, serta layanan safari wukuf, tanazul dan evakuasi.
Foto: ANTARA FOTO/Andika Wahyu
Konsulat Jenderal (Konjen) RI di Jeddah Yusron Ambary (tengah) bersama Kepala KKHI Makkah dr Edi Supriyatna (kanan) dan Wakil Kepala KKHI Makkah dr Nurkhalis (kiri) mengecek fasilitas kesehatan di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah, Arab Saudi, Kamis (8/5/2025). KKHI yang berada di Makkah dan Madinah merupakan fasilitas pelayanan kesehatan bagi jamaah haji Indonesia yang membutuhkan pelayanan rawat jalan, rawat inap, darurat, unit perawatan intensif, rujukan, pemeriksaan penunjang, pelayanan sanitasi, pelayanan gizi, serta layanan safari wukuf, tanazul dan evakuasi.

REPUBLIKA.CO.ID,BOGOR -- Data pelayanan kesehatan yang dihimpun oleh Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Madinah menyebutkan reaksi stres akut dan gangguan penyesuaian diri merupakan diagnosis penyakit terbanyak yang dialami pasien jamaah haji gelombang 1 semenjak kedatangannya di awal Mei 2025.

Meskipun penyakit seperti gangguan jantung, hipertensi, dan diabetes menjadi posisi yang teratas. Namun kasus stres akut dan gangguan penyesuaian diri para tamu Allah juga perlu mendapat perhatian serius sebagai permasalahan kesehatan yang seringkali ditangani oleh para petugas kesehatan di Daerah Kerja (Daker) Madinah.

Baca Juga

Dokter Spesialis Jiwa di KKHI Madinah, dr. Kusufia Mirantri mengungkapkan, tekanan fisik, perubahan lingkungan drastis, kelelahan, serta perpisahan sementara tanpa pendampingan dari keluarga dapat menjadi pemicu stres signifikan bagi jamaah haji. 

"Banyak jamaah, terutama lansia atau mereka yang memiliki kerentanan sebelumnya, mengalami kesulitan beradaptasi. Stress dan gangguan penyesuaian ini dapat bermanifestasi dalam berbagai bentuk, mulai dari gangguan tidur, kecemasan berlebih, hingga gejala psikosomatis," kata Kusufia melalui pesan tertulis kepada Republika, Rabu (14/5)

Kusufia mengungkapkan, maka penting bagi sesama jamaah haji maupun pendamping atau keluarga untuk mengenali tanda-tanda awal masalah kejiwaan agar dapat segera memberikan dukungan atau mencari bantuan profesional. Deteksi dini adalah kunci untuk penanganan yang efektif, sehingga tidak mengganggu kekhusyukan ibadah jamaah. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement