REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pendidikan yang dilakukan Rasul SAW memberikan pemahaman kepada umat Islam tentang Alquran, Sunnah, dan hikmah, baik melalui lisan maupun perbuatan. Semua yang disampaikan Rasulullah SAW adalah kebenaran. Tidak pernah sekalipun beliau menyampaikan apa-apa yang tidak diwahyukan oleh Allah kepadanya. Beliau selalu bersifat benar (shiddiq), tepercaya (amanah), komunikatif (tabligh) dan cerdas (fathonah) secara paripurna.
Maka dari itu, pendidikan ala Nabi SAW menghasilkan kaum Muslimin yang berakidah kuat serta tangguh dalam menyebarkan ilmu-ilmu agama. Para sahabat menjadi generasi emas dalam sejarah Islam. Beliau sendiri mengakuinya, “Yang terbaik dari kalian (umat Islam) adalah orang-orang yang hidup pada zamanku (sahabat), kemudian orang-orang setelah mereka (tabiin), kemudian orang-orang setelah mereka (at-tabiit taabi’in).”
Pendidikan Islam yang tumbuh pada zaman Nabi SAW diteruskan oleh generasi sahabat, khususnya mereka yang menjadi amirul mukminin selama era khulafaur rasyidin. Dalam buku Sejarah Sosial dan Intelektual Pendidikan Islam (2019) ditegaskan, Abu Bakar ash-Shiddiq sebagai khalifah pertama menjadikan pendidikan sebagai tameng untuk mempertahankan akidah umat.
Tonggak penting yang bermula pada era Khalifah Abu Bakar ialah pengumpulan mushaf Alquran. Walaupun pembukuan Alquran baru tuntas dikerjakan pada era Khalifah Utsman, kepemimpinan Abu Bakar sangat mendukung perkembangan pendidikan yang qurani. Di antara alasannya ialah, sang amirul mukminin menggencarkan pengiriman dai-dai ke pelbagai pelosok wilayah Islam. Di samping itu, ia pun berupaya menjaga situasi kondusif negara, semisal dengan cara memadamkan pemberontakan yang dicetuskan para penolak zakat atau golongan yang dipimpin nabi palsu.
View this post on Instagram
Hingga era Khalifah Umar bin Khattab, keadaan cenderung membaik. Wilayah daulah Islam terus meluas hingga menguasai beberapa wilayah bekas Bizantium dan bahkan seluruh Persia. Sahabat bergelar al-Faruq itu juga membangun kota-kota baru di Irak. Banyak di antaranya yang menjadi kota-kota pendidikan, semisal Basrah atau Kufah. Seperti halnya Makkah atau Madinah, dari sana pula bermunculan para alim ulama kenamaan.