Jumat 02 May 2025 14:34 WIB

Misi Bantu Gaza, Kapal Kemanusiaan Dunia Freedom Flotilla Ditembaki Drone

Drone bersenjata menghantam kapal kemanusiaan dua kali.

Armada Pembebasan Gaza, Freedom Flotilla.
Foto: imemc.org
Armada Pembebasan Gaza, Freedom Flotilla.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT — Kapal sipil Conscience, yang mengangkut koalisi aktivis kemanusiaan yang tergabung dalam Freedom Flotilla, diserang drone di perairan internasional di lepas pantai Malta, pada Jumat (2/5/2025).

Serangan tersebut terjadi saat koalisi aktivis tengah berlayar untuk menjalankan misi kemanusiaan bagi warga Palestina di Gaza yang sedang menghadapi kelaparan dan kekurangan gizi akibat blokade israel dimana jumlah korban tewas karena kasus tersebut semakin bertambah, dilansir dari laman Al Mayadeen.

Baca Juga

Koalisi Freedom Flotilla tengah membawa bantuan kemanusiaan untuk menyelamatkan nyawa penduduk di daerah kantong yang terkepung itu ketika diserang oleh pesawat nirawak tak lama setelah tengah malam waktu Malta.

Serangan itu, yang terjadi pada pagi hari saat mereka dijadwalkan berangkat, memicu sinyal marabahaya SOS. Menurut koalisi itu, sekitar tiga puluh aktivis hak asasi manusia internasional berada di atas kapal sipil tak bersenjata tersebut. Mereka menjadi bagian dari misi tanpa kekerasan untuk mematahkan pengepungan Israel di Gaza.

Yasemin Acar, petugas pers untuk Koalisi Armada Kebebasan, mengonfirmasi kepada CNN bahwa pesawat nirawak bersenjata menghantam kapal itu dua kali. Drone menargetkan bagian depan kapal dan menyebabkan kebocoran besar di lambung kapal. Kebakaran terjadi di atas kapal, dan kapal mulai tenggelam. “Saat ini ada lubang di kapal, dan kapal itu tenggelam,” kata Acar.

Acar menambahkan, generator kapal tampaknya sengaja menjadi sasaran, sehingga kapal tidak memiliki daya. Rekaman video yang dirilis oleh koalisi menunjukkan api dan asap menyelimuti kapal, sementara klip terpisah menangkap suara ledakan. “Kapal kami berada 17 kilometer dari pantai Malta saat ini di perairan internasional, dan mereka telah menjadi sasaran serangan pesawat nirawak dua kali,” kata dia.

Meskipun sebuah kapal kecil dari Siprus selatan menanggapi panggilan darurat, mereka dilaporkan tidak dapat memberikan dukungan listrik penting yang diperlukan untuk menstabilkan kapal. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement