Jumat 02 May 2025 22:07 WIB

Hardiknas, Muhammadiyah Ingatkan Pendidikan Bermutu Harus Bisa Diakses tanpa Kecuali

Pendidikan berkualitas menjadi kunci penting mewujudkan Indonesia Emas 2045.

Rep: Muhyiddin/ Red: A.Syalaby Ichsan
Ketua PP Muhammadiyah, Irwan Akiba menegaskan agar iklhas dalam bermuhammadiyah. Ia sampaikan hal ini dalam halal bihalal di Auditorium KH Ahmad Azhar Basyir, Gedung Cendekia, UMJ, Rabu (30/4/2025).
Foto: UMJ
Ketua PP Muhammadiyah, Irwan Akiba menegaskan agar iklhas dalam bermuhammadiyah. Ia sampaikan hal ini dalam halal bihalal di Auditorium KH Ahmad Azhar Basyir, Gedung Cendekia, UMJ, Rabu (30/4/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Untuk memperingati momentum Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2025, Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah menegaskan bahwa pendidikan bermutu harus dapat diakses oleh semua anak bangsa, tanpa terkecuali.

Ketua PP Muhammadiyah, Irwan Akib mengatakan, pendidikan yang berkualitas menjadi kunci penting dalam mewujudkan cita-cita Indonesia Emas 2045.

Baca Juga

“Indonesia emas tidak akan bisa dicapai bila pendidikan nasional kita tertinggal,” ujar Irwan saat dimintai tanggapan pada peringatan Hari Pendidikan Nasional, Jumat (2/5/2025). 

Dia pun mengutip filsuf Yunani Aristoteles bahwa masa depan masyarakat sangat ditentukan oleh pendidikan yang diterima generasi mudanya. "Aristoteles mengatakan bahwa apa yang terjadi pada masyarakat masa kini merupakan dampak dari pendidikan yang diperoleh kaum muda masa lampau," ucap dia.

Lebih lanjut, Irwan menyoroti pentingnya keteladanan dari para tokoh publik dalam menunjang proses pendidikan karakter.

Menurut dia, masih banyak peserta didik yang menjadikan tokoh publik, pesohor, bahkan pejabat sebagai panutan. Namun ironisnya, tak jarang figur-figur tersebut justru terlibat dalam perilaku yang bertentangan dengan nilai-nilai moral yang diajarkan di sekolah.

“Ini menjadi tantangan besar. Para guru sudah mengajarkan akhlak, kejujuran, dan karakter baik. Tapi di luar sekolah, anak-anak menyaksikan perilaku tokoh-tokoh publik yang justru merusak nilai-nilai itu,” kata Irwan.

Dia menegaskan bahwa pendidikan bermutu bukan hanya soal distribusi layanan pendidikan secara merata, tetapi juga menyangkut keadilan dalam akses pendidikan.

Irwan menyebut pentingnya pendekatan inklusif yang memperhatikan kondisi sosial, ekonomi, budaya, bahkan aspek fisiologis dan psikologis anak didik.“Semua harus mendapatkan pendidikan yang bermutu. Tanpa diskriminasi, tanpa membedakan latar belakang,” jelas dia.

Irwan juga mendorong semua elemen bangsa untuk berperan aktif dalam mewujudkan sistem pendidikan yang berkualitas dan berkeadilan bagi semua. “Pendidikan tidak bisa hanya dikerjakan oleh sekolah. Ini tugas kita bersama,” kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement