Selasa 29 Apr 2025 17:54 WIB

Jumlah Jamaah Perempuan Tinggi, Dahnil: Ke Depan Butuh Lebih Banyak Pembimbing Wanita

BP Haji akan mendorong konsep Haji Ramah Perempuan dan Lansia.

Rep: Muhyiddin/ Red: A.Syalaby Ichsan
Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi berpelukan bersama keluarganya saat akan berangkat ke Tanah Suci di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta, Senin (28/4/2025). Pemerintah resmi melepas keberangkatan petugas haji gelombang pertama pada musim haji 1446 Hijriah  sebanyak 388 orang yang betugas di daerah kerja (daker) Madinah, bandara, tenaga kesehatan serta Kantor Urusan Haji.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi berpelukan bersama keluarganya saat akan berangkat ke Tanah Suci di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta, Senin (28/4/2025). Pemerintah resmi melepas keberangkatan petugas haji gelombang pertama pada musim haji 1446 Hijriah sebanyak 388 orang yang betugas di daerah kerja (daker) Madinah, bandara, tenaga kesehatan serta Kantor Urusan Haji.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Wakil Kepala Badan Penyelenggara Haji (BP Haji), Dahnil Anzar Simanjuntak menyoroti pentingnya petugas haji perempuan dalam pelayanan ibadah haji 2025. Hal ini disampaikan Dahnil dalam Rapat Kerja (Raker) dan Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi VIII DPR RI di Jakarta, Selasa (29/4/2025).

Pada musim haji tahun ini, jumlah jamaah perempuan sendiri sangat tinggi, mencapai sekitar 120 ribu orang. Sementara itu, selama ini belum ada konsep yang matang terkait dengan haji afirmasi terhadap perempuan. 

Baca Juga

"Yang juga menjadi konsen BP Haji itu terkait dengan petugas perempuan. Terus terang jumlah jamaah haji kita itu lebih besar jumlah perempuan," ujar Dahnil dalam keterangannya. 

Dia menyoroti bahwa jumlah pembimbing ibadah perempuan masih sangat terbatas dibandingkan pembimbing laki-laki. Hal ini dinilai menjadi tantangan tersendiri bagi kenyamanan dan pelaksanaan ibadah jamaah perempuan.

"Agaknya perlu mulai dipikirkan pada periode-periode penyelenggaraan haji berikutnya itu adalah petugas, khususnya pembimbing ibadah perempuan. Supaya kemudian mereka mendapat asistensi yang lebih, tidak dibimbing oleh pembimbing laki-laki. Dan mereka akan lebih nyaman apabila pembimbingnya itu perempuan," ucap Dahnil.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement