REPUBLIKA.CO.ID,MAKKAH -- Di era perubahan teknologi yang cepat dan tradisi yang terus berkembang, beberapa orang masih tetap setia pada keahlian dan kekuatan kreativitas yang tenang.
Di antara mereka adalah pensiunan guru, Khaled Al-Zahrani yang mengubah masa pensiunnya menjadi sebuah perjalanan untuk mewujudkan mimpi yang telah ia idam-idamkan sejak masa kuliahnya. Yakni menyalin seluruh isi Alquran dengan tangan dalam aksara Arab.
Diberitakan laman Arab News, Selasa (29/4), Al-Zahrani yang berusia hampir 60 tahun, memiliki hasrat seumur hidup terhadap kaligrafi Arab, terutama naskah naskh dan ruq'ah. Dia telah bermimpi untuk menyalin Alquran dengan tangan sejak masa kuliahnya. Namun, tuntutan pekerjaan dan kehidupan sehari-hari menunda ambisinya hingga masa pensiun memberinya kesempatan untuk mewujudkan mimpinya.
Dia menjelaskan bahwa perjalanannya benar-benar dimulai ketika seorang teman memperkenalkannya pada inisiatif Quran by Hand, yang menyediakan salinan Alquran kosong untuk transkripsi pribadi. Terinspirasi, ia membeli dua salinan dan memulai usahanya.
Al-Zahrani berbagi cerita dengan Arab News bahwa pengalaman tersebut menuntut sekaligus merendahkan hati, membutuhkan ketelitian yang luar biasa dan konsentrasi yang tak tergoyahkan, karena menyalin Alquran tidak memungkinkan adanya kesalahan.
Dia menyalin dengan hati-hati sekitar dua atau dua setengah halaman setiap hari, dengan cermat menghitung huruf-hurufnya untuk memastikan tata letak yang seimbang dan untuk menghindari penghilangan ayat-ayat.
Dia memulai dengan Surat Al-Zalzalah sebagai ujian atas kemampuannya dan setelah menyelesaikannya, dia mendapatkan kepercayaan diri untuk melangkah maju, terlepas dari rasa kagum yang mendalam yang dia rasakan ketika memulai Surat Al-Baqarah yang panjang.
Al-Zahrani mengatakan bahwa ia mengandalkan pena standar berukuran setengah milimeter dan menggunakan penghapus atau jarum halus untuk melakukan koreksi ketika diperlukan, meskipun ia sangat teliti untuk meminimalkan kesalahan sebanyak mungkin.
Dia menjelaskan bahwa dia harus mengabdikan dirinya sepenuhnya untuk pekerjaan ini, sehingga dia memutuskan untuk mengasingkan diri di rumahnya selama enam bulan, menghindari semua gangguan dan kunjungan sosial. Sehingga dia dapat menyelesaikan penulisan Alquran dalam kondisi yang akan membantunya berkonsentrasi dan mencapai tujuannya.
Al-Zahrani mengatakan bahwa proyeknya tidak diketahui oleh publik hingga seorang kerabat merekamnya sedang menulis dan mengunggah video tersebut ke dalam grup WhatsApp keluarga. Video tersebut dengan cepat menjadi viral, menarik kekaguman dan perhatian luas.
Dia menambahkan bahwa meskipun dia menerima banyak permintaan untuk wawancara media, dia memilih untuk menundanya sampai dia menyelesaikan Alquran sepenuhnya, menekankan bahwa tugas yang begitu penting membutuhkan fokus yang tak tergoyahkan dan tidak dapat memberikan gangguan apapun.
Al-Zahrani mengatakan bahwa transkripsi Alquran yang dilakukannya lebih dari sekadar kegiatan artistik atau proyek pribadi: Ini adalah perjalanan spiritual yang mendalam yang menariknya ke dalam perenungan mendalam tentang ayat-ayat Allah dan maknanya. Setiap huruf yang ia tulis bergema di dalam dirinya, seolah-olah ia hidup dan berinteraksi dengan kata-kata tersebut.