REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Negara Prancis berduka, karena seorang Muslim yang sedang menjalankan kebebasan beragama di tempat suci, masjid, dibunuh oleh orang yang lahir dan batinnya diracuni kebencian super biadab.
Pembunuhan itu dilakukan dengan menikam hingga sekitar 50 kali. Pelakunya adalah seorang pria di dalam sebuah masjid di kota La Grande-Combe di wilayah Le Gard di tenggara Perancis. Polisi telah mengidentifikasi pria tersebut dan menyelidiki motif Islamofobia terkait pembunuhan tersebut.
Surat kabar Prancis Le Figaro melaporkan bahwa penyelidik menemukan video yang direkam pelaku saat melakukan kejahatan, di mana ia mengutuk warga Muslim dan menghina Tuhan dengan bahasa tidak senonoh.
Pembunuhnya tidak menyadari bahwa kamera pengawas masjid sedang merekamnya hingga semuanya terlambat. Dia berteriak, "Saya akan ditangkap, itu pasti!" dan kemudian melarikan diri, masih dalam pelarian pada Sabtu malam.
Presiden Prancis Emmanuel Macron menegaskan pada hari Ahad bahwa "rasisme dan kebencian berdasarkan agama tidak akan memiliki tempat di Prancis," menyusul penusukan yang menewaskan seorang jamaah di sebuah masjid pada hari Jumat oleh seorang pria yang memfilmkannya saat ia sekarat.
Presiden Prancis menekankan melalui Twitter bahwa "kebebasan beribadah dilindungi," dan menyatakan "dukungan bangsa" terhadap keluarga korban dan "warga negara Muslim kita."