Jumat 25 Apr 2025 21:02 WIB

MUI Tanggapi Suriah yang Tangkap Pimpinan Pejuang Palestina

Penangkapan itu dilakukan setelah AS menjanjikan pencabutan sanksi

Rep: Fuji E Permana/ Red: Muhammad Hafil
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Hubungan Luar Negeri Sudarnoto Abdul Hakim.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Hubungan Luar Negeri Sudarnoto Abdul Hakim.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerja Sama Internasional, Profesor Sudarnoto Abdul Hakim menanggapi pihak berwenang Suriah yang telah menahan dua anggota senior Brigade al-Quds, faksi militer Jihad Islam Palestina (PIJ) pada Selasa (23/4/2025). Untuk diketahui, penangkapan itu dilakukan setelah Amerika Serikat (AS) menjanjikan pencabutan sanksi ekonomi dengan syarat tak ada lagi pejuang Palestina di Suriah.

Sudarnoto melihat yang terjadi di Suriah adalah masalah atau tantangan besar terkait dengan Palestina dan negara di sekitarnya. Menurutnya, tersanderanya negara-negara tertentu dengan kepentingan-kepentingan Amerika adalah isu yang perlu menjadi perhatian.

Baca Juga

"Jadi seperti Suriah ini ya, harus mengikuti pilihan-pilihan yang diberikan oleh Amerika, ya antara lain tadi itu penangkapan pejuang Palestina," kata Sudarnoto kepada Republika, Jumat (25/4/2025).

Ketua MUI ini menerangkan bahwa yang dilakukan Amerika terhadap Suriah adalah upaya AS membela Israel. Juga dalam rangka mempertahankan kepentingan AS di Timur Tengah dengan cara memecah belah kekuatan-kekuatan yang ada di sana dan sekitarnya. 

Sudarnoto mengungkapkan bahwa negara-negara yang melakukan hubungan normalisasi dengan Israel, tentu saja tidak akan bisa melakukan langkah maksimal dalam rangka melakukan pembelaan terhadap Palestina.

"Jadi tidak saja isu tentang pertentangan yang terjadi antara Hamas dan Fatah, tapi saya melihat juga upaya-upaya lebih yang dilakukan oleh Amerika yaitu memecah kekuatan-kekuatan pembela-pembela Palestina yang misalnya ada di Suriah atau bahkan di tempat-tempat lain termasuk Iran juga ya," ujar Sudarnoto.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement