REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat bersama tokoh lintas agama, aktivis kemanusiaan, dan lembaga filantropi membahas situasi terkini Gaza di Kantor MUI, Jakarta Pusat, Senin (14/4/2025). Dalam forum ini, mereka juga menyampaikan sikap bersama terkait situasi di Gaza, termasuk rencana Presiden RI Prabowo Subianto untuk mengevakuasi warga Gaza ke Indonesia.
Sekretaris Jenderal MUI Pusat, Amirsyah Tambunan menjelaskan, dari sisi kemanusiaan Presiden RI Prabowo Subianto berencana melakukan evakuasi seribu warga Gaza, terutama anak-anak, perempuan, dan yatim piatu yang membutuhkan pertolongan dan penanganan medis untuk dirawat dan diobati.
Menurut Prabowo, wacana evakuasi kemanusiaan tersebut sudah pernah disampaikan Prabowo Subianto saat menjadi Menhan RI, mengingat langkah evakuasi kemanusiaan tersebut sudah dilakukan oleh sejumlah negara sahabat antara lain Jordan, Mesir, Turkiye, dan Malaysia.
"Akan tetapi, wacana tersebut saat ini menimbulkan pro-kontra di kalangan masyarakat Indonesia, termasuk di kalangan internal umat Islam karena beriringan dengan ide "relokasi" yang diwacanakan oleh Presiden Donald Trump," ujar Amirsyah saat membacakan sikap bersama.
Agar energi bangsa Indonesia tidak melemah hanya karena munculnya perbedaan pandangan tersebut, dia pun mengajak kepada seluruh masyarakat Indonesia untuk tetap memperkuat persatuan dalam membantu Palestina. Dia juga berharap, sinergi antara pemerintah dan masyarakat dapat tetap terjalin dengan kuat.
"MUI mengajak semua elemen masyarakat Indonesia, termasuk komunitas lintas agama, ormas dan lembaga filantropi untuk tetap memperkuat semangat persatuan dalam membantu Palestina, dan melakukan kajian untuk mengambil langkah yang tepat dan mendesak," ucap Amirsyah.
Ketua MUI Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerja Sama Internasional, Prof Sudarnoto Abdul Hakim menjelaskan, silaturrahim nasional ini diikuti tokoh lintas agama, akademisi, filantropi, artis, budayawan, dan media.
Keterlibatan seluruh elemen ini, menurut dia, sudah memberikan gambaran komitmen dan kesadaran nasional, khususnya yang terkait dengan apa yang terjadi di Gaza.
"Jadi ini persoalan kita semua yang harus diselesaikan secara bersama-sama. Dan momentumnya sudah ada bahwa kekuatan-kekuatan civil society internasional itu sudah bergerak cukup lama, termasuk terkait dengan persiwa akhir-akhir ini," ujar Sudarnoto.
Bahkan, lanjut dia, banyak negara yang juga ikut melakukan kecaman dan mendesak supaya bisa segera dicari jalan yang lebih cepat dan efektif untuk menghentikan pembunuhan yang sangat brutal dan sadis yang dilakukan oleh Israel.
"Karena itu pertemuan hari ini adalah sharing gagasan, semacam forum konsultasi dari berbagai elemen masyarakat tentang situasi terakhir di Gaza dan apa yang bisa dilakukan secara bersama-sama," ucap dia.
Sementara itu, Ketua Umum Majelis Tinggi Agama Konghucu Indonesia (Matakin) Budi S Tanuwibowo mengapresiasi umat Islam Indonesia yang selama ini membela rakyat Palestina yang tertindas.
"Kita sangat menaruh perhatian dan respek terhadap reaksi umat Islam terutama, yang konsen terhadap saudaranya di Palestina," kata Budi.
Namun, menurut dia, langkah-langkah yang dilakukan tidak akan berhasil optimal jika yang bersuara hanya ormas Islam atau lembaga kemanusiaan. Karena, kata dia, yang dilawan adalah raksasa dunia.