Sabtu 12 Apr 2025 05:36 WIB

Kondisi Terkini Warga Gaza dan RS Indonesia di Gaza Utara 

Masyarakat Gaza saat ini mendapatkan dua beban.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Muhammad Hafil
Seorang anak bersama keluarganya membawa poster dalam aksi simpatisan Aqsa Working Group saat mengecam kekerasan Israel terhadap warga Gaza, Palestina di depan Kedutaan Besar Amerika Serikat, Jakarta, Jumat (11/4/2025). Mereka mengecam serangan Israel di wilayah Gaza, Palestina, yang sejak 18 Maret 2025 mengakibatkan korban lebih dari 1.500 orang.
Foto: ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
Seorang anak bersama keluarganya membawa poster dalam aksi simpatisan Aqsa Working Group saat mengecam kekerasan Israel terhadap warga Gaza, Palestina di depan Kedutaan Besar Amerika Serikat, Jakarta, Jumat (11/4/2025). Mereka mengecam serangan Israel di wilayah Gaza, Palestina, yang sejak 18 Maret 2025 mengakibatkan korban lebih dari 1.500 orang.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) mengungkapkan kondisi terkini warga Gaza secara umum dan Rumah Sakit (RS) Indonesia di Gaza, Palestina. Secara umum warga Gaza menghadapi dua beban ekstrem di antaranya serangan bom Israel yang terus menerus dan kelaparan akibat tidak adanya pasokan makanan ke Gaza.

Ketua Presidium MER-C, Dokter Hadiki Habib mengatakan, RS Indonesia di Gaza Utara tetap berfungsi. Area pelayanan seperti unit gawat darurat (UGD), rawat jalan, rawat inap, kamar operasi, ruang rawat intensif dan kamar jenazah, semuanya sudah berfungsi.

Baca Juga

Ia menegaskan, agar fungsi RS Indonesia dapat berkelanjutan, maka pembukaan blokade kebutuhan dasar makanan serta bahan bakar itu sangat esensial. 

"Ketika blokade dibuka maka rumah sakit akan lebih berdaya lagi untuk memberikan dukungan kepada masyarakat korban perang yang ada di dalam Gaza," kata Dokter Hadiki kepada Republika di kantor Republika, Jumat (11/4/2025)

Ia menyampaikan, program MER-C adalah mengaktifkan terus RS Indonesia dan memberdayakan area-area pelayanan. Supaya manfaat yang bisa didapatkan masyarakat di Gaza semakin besar.

MER-C melihat kondisi di Jalur Gaza saat ini diambang katastropik kemanusiaan. Artinya, serangan bom dan blokade makanan oleh Israel semakin intensif.

"Jadi kita bisa bayangkan ada risiko kelaparan ditambah lagi risiko perang akibat senjata dan bom, dan kehancuran tempat tinggalnya, jadi ini kalau dibiarkan maka bisa timbul penyakit infeksi menular, kemudian luka-luka yang tidak terobati, serta yang paling mendasar adalah kondisi mental masyarakat," jelas Dokter Hadiki.

MER-C menyampaikan, berdasarkan laporan dari tim Emergency Medical Team (EMT) MER-C ke-8 yang saat ini berada di RS Indonesia di Gaza Utara, kondisi di Gaza secara keseluruhan masih mengalami krisis kemanusiaan yang akan jatuh ke kondisi yang semakin katastropik.

Hal itu terjadi karena serangan bom dari pihak penjajah Israel masih terus terjadi secara intens dan terjadi. Kemudian masih terjadi pembatasan atau penghentian masuknya jalur-jalur bantuan ke dalam Gaza. 

"Sehingga masyarakat Gaza mendapatkan dua beban, satu beban risiko trauma akibat serangan bom, yang kedua adalah beban kelaparan akibat tidak adanya pasokan makanan," ujar Dokter Hadiki.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement