REPUBLIKA.CO.ID, GORONTALO -- Gubernur Gorontalo Gusnar Ismail memaparkan rencana pembangunan Gorontalo Islamic Center pada rapat paripurna Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Gorontalo ke-40.
Gusnar di Gorontalo, Selasa, mengatakan rencana itu penting untuk disampaikan karena rapat tersebut digelar dalam rangka pembicaraan tingkat I terhadap Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) tentang Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Gorontalo Tahun Anggaran 2025.
"Kawasan destinasi religi terintegrasi ini diksinya masih cukup panjang dan sebetulnya ini adalah Kawasan Gorontalo Islamic Center," kata Gusnar.
Penamaan Kawasan Destinasi Religi Terintegrasi itu hanya bersifat rancangan, kata dia, sehingga memerlukan diksi dan narasi yang tepat dalam penetapannya.
Selain itu, kata dia, diharapkan dalam Kawasan Gorontalo Islamic Center akan berdiri bangunan utama yakni Masjid Raya Provinsi Gorontalo.
Terkait pelaksanaan pembangunannya, lanjut dia, direncanakan menggunakan dua opsi, dimana metode pertama yaitu akan dibangun oleh pemerintah, sehingga seluruh mekanisme pembangunannya harus mengacu kepada peraturan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan APBD.
Dalam penetapan lokasinya pun harus melalui proses tertentu dan segi penganggaran juga bisa berasal dari dana sumbangan maupun dana hibah institusi, perorangan, yang harus masuk ke APBD.
Ia mengatakan rencana ini tentunya penting untuk dibahas dengan pihak DPRD, bahkan pertanggungjawabannya juga harus dilakukan sesuai mekanisme APBN dan APBD.
Metode kedua, kata gubernur, yaitu dibangun oleh pihak yayasan, sehingga tidak memerlukan ketentuan-ketentuan sebagaimana yang telah dipaparkan sebelumnya.
"Tentunya rancangan ini memerlukan saran, aspirasi, maupun pikiran-pikiran dari DPRD, agar supaya perubahan anggaran 2025 ini akan berlangsung secara efektif dan bermanfaat bagi masyarakat Provinsi Gorontalo," imbuhnya.
Ikuti Whatsapp Channel Republika