Rabu 20 Aug 2025 08:35 WIB

Guru bukan Beban, Islam Anjurkan Memuliakan

Sikap takzim, ikram, dan khidmah dianjurkan dilakukan terhadap guru.

Islam mengajarkan umatnya agar memuliakan ilmu dan guru (Ilustrasi)
Foto: Republika
Islam mengajarkan umatnya agar memuliakan ilmu dan guru (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sikap yang sepatutnya ditampilkan seorang Muslim ketika berhadapan dengan ahli ilmu (guru), terlebih lagi ahli dalam ilmu agama adalah hormat (takzim), memuliakannya (ikram), dan bila perlu melayani keperluannya (khidmah)

Demikianlah akhlak seorang Muslim terhadap ulama, apalagi jika ia sedang atau pernah berguru langsung kepada sang guru. Memuliakan guru atau orang yang telah mendidik kita, mengagungkannya, bahkan melayaninya merupakan sikap para salaf.

Baca Juga

Mereka melakukan hal itu karena mengharap keberkahan ilmu sang ulama turut pula mengalir padanya. Seorang ulama pernah bertutur, “Jika engkau menjumpai seorang murid sangat antusias memuliakan gurunya dan menghormatinya secara zahir dan batin disertai keyakinan pada sang guru, mengamalkan ajarannya, dan bersikap dengan perilakunya, maka pasti dia akan mewarisi barakah ilmu sang guru.”

Pada Masa lampau, mereka yang memuliakan guru atau ulama bukan saja para pelajar. Namun, para pemuka bahkan khalifah dan raja-raja melakukan hal serupa. Mereka itu pun mewariskan sikap demikian kepada anak keturunannya.

Iman, ilmu, dan adab memang tidak bisa diwariskan begitu saja dari orang tua ke anak, namun harus disertai keteladanan dari orang tua.

Syekh Az-Zarnuji dalam Ta’lim Al-Mut’allim mengisahkan, suatu saat Khalifah Harun Ar-Rasyid mengirimkan putranya kepada Imam al-Ashma’i, salah satu ulama besar yang menguasai bahasa Arab untuk belajar ilmu dan adab.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Republika Online (@republikaonline)

sumber : Hikmah Republika oleh Sahrim QH
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement