Jumat 11 Apr 2025 10:28 WIB

Blokade Israel Tolak 75 Persen Misi PBB ke Jalur Gaza

Agresi Israel terhadap infrastruktur kesehatan Gaza belum berhenti.

Demonstran memegang bendera Palestina saat protes mengutuk operasi militer Israel di Jalur Gaza, di corniche Beirut, Lebanon, Senin, 7 April 2025.
Foto: AP Photo/Bilal Hussein
Demonstran memegang bendera Palestina saat protes mengutuk operasi militer Israel di Jalur Gaza, di corniche Beirut, Lebanon, Senin, 7 April 2025.

REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus menyatakan 75 persen misi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) ditolak masuk ke Jalur Gaza akibat blokade dan serangan Israel.

Dalam konferensi pers pada Kamis (10/4/2025), Ghebreyesus memperingatkan blokade ketat Israel yang berlaku sejak 2 Maret lalu mengakibatkan pasokan bantuan kemanusiaan, termasuk makanan dan obat-obatan, tak bisa masuk ke Gaza.

Baca Juga

Kondisi tersebut memperburuk situasi kemanusiaan di Gaza dan membuat masyarakat setempat semakin terekspos pada ancaman kelaparan, malanutrisi, serta kekurangan air bersih, tempat tinggal, dan layanan medis yang layak.

Risiko penyakit dan kematian juga semakin meningkat di kalangan warga Gaza akibat hal tersebut.

Ghebreyesus menyatakan agresi Israel terhadap infrastruktur kesehatan Gaza masih belum berhenti dan telah menyebabkan gugurnya 400 lebih tenaga kesehatan sejak Oktober 2023.

Ia menyoroti serangan terburuk terhadap personel kesehatan terjadi pada 23 Maret lalu ketika Israel menyerang konvoi bantuan medis di Gaza dan menyebabkan wafatnya 15 tenaga kesehatan dan bantuan kemanusiaan.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Republika Online (@republikaonline)

Pemimpin WHO itu menegaskan kembali pentingnya blokade Jalur Gaza diakhiri segera, sistem layanan kesehatan dilindungi, akses tak terbatas bagi masuknya bantuan kemanusiaan ke seluruh wilayah Gaza.

Ghebreyesus juga mendorong dimulainya kembali evakuasi medis rutin harian serta pemulihan segera gencatan senjata untuk mengakhiri penderitaan rakyat Palestina.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement