Kamis 10 Apr 2025 14:55 WIB

Imam Syafi'i, Sang 'Istimbath al-Hukmi' yang Brilian

Imam Syafi'i masih memiliki hubungan kerabat dengan Rasulullah SAW.

Kitab Al Umm karya Imam Syafii.
Foto: Republika/Ali Imron
Kitab Al Umm karya Imam Syafii.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ahlu Sunnah Wal Jamaah (Aswaja) mengenal empat mazhab. Mazhab Hanafi dinisbatkan untuk pengikut Imam Hanafi. Mazhab Maliki dinisbatkan kepada Imam Malik. Mazhab Syafi'i dengan tokohnya Imam Syafi'i. Terakhir, mazhab Hanbali dinamakan demikian lantaran mengikuti Imam Ahmad bin Hanbal.

Imam Syafi'i merupakan seorang ulama fikih, usul fikih, dan hadis. Mazhabnya ini kini banyak diikuti umat Islam di Asia, termasuk Indonesia.

Baca Juga

Tak ada yang meragukan ketokohan dan kealiman ulama yang bernama lengkap Muhammad bin Idris bin Al-Abbas bin Utsman bin Syafi'i bin Al-Saib bin Ubaid bin Yazid bin Hasyim bin Abdul Muthalib bin Abdu Manaf bin Qushay. Imam Syafi'i masih memiliki hubungan kerabat dengan Rasulullah SAW dari Abdu Manaf. Beliau dilahirkan pada tahun 150 H di kota Gaza, Palestina dan wafat pada tahun 204 H di Mesir.

Dalam bidang fikih, pandangan Imam Syafi'i sangat luas. Keluasan ilmunya ini tentunya karena perjalanan hidup Imam Syafi'i dalam mempelajari ilmu-ilmu agama yang diajarkan beberapa ulama terkenal dizamannya di berbagai negeri, seperti Baghdad, Madinah, Mesir dan lainnya. Tak heran, bila kemudian muncul kelompok yang mengikuti cara pandang (mazhab) Syafi'i dalam bidang fikih ini. Dan mazhab ini banyak diikuti sebagain besar umat Islam di Asia seperti Indonesia, Malaysia, Brunei Darussalam dan lainnya.

Ia dikenal sebagai seorang mujtahid mutlak, yaitu orang yang secara sungguh-sungguh dalam menggali hukum Islam (istimbath al-hukmi) berdasarkan Alquran dan Sunnah Rasulullah SAW. Bersama dengan Imam Malik, Imam Hanafi, dan Imam Hambali, Imam Syafi'i adalah Imam ahli fikih yang banyak diikuti umat Islam di seluruh dunia.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Republika Online (@republikaonline)

Wafatnya

Imam Syafii meninggal dunia di Fusthat, Mesir, pada 204 Hijirah atau 819 Masehi. Seorang muridnya, al-Muzani, menuturkan bahwa Imam Syafii sempat sakit beberapa hari lamanya sebelum ajal menjemputnya.

"Bagaimana keadaanmu, wahai guru?" tanya al-Muzani.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement