Jumat 28 Mar 2025 10:16 WIB

Tato Kafir Menhan AS yang Disandingkan dengan Slogan Perang Salib tak Cuma Ejekan, tapi…

Pete Hegseth adalah sosok kontroversial yang benci Islam.

Menteri Pertahanan Amerika Serikat (Menhan AS) Pete Hegseth memiliki tato bertuliskan kafir di tangan.
Foto: RT
Menteri Pertahanan Amerika Serikat (Menhan AS) Pete Hegseth memiliki tato bertuliskan kafir di tangan.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON— Menteri Pertahanan Amerika Serikat Pete Hegseth kembali menjadi sorotan karena tatonya, dengan kontroversi yang muncul kali ini mengenai sebuah kata dalam bahasa Arab di lengan atasnya.

Dalam serangkaian foto yang diunggah ke media sosial, yang diambil selama kunjungan Hegseth baru-baru ini ke Pearl Habour di Hawaii, kata "kafir" dalam aksara Arab, yang berarti "kafir" atau "orang yang tidak percaya", terlihat di bisep kanannya ketika dia berolahraga dengan pasukan.

Baca Juga

Di atas tato itu, dikutip dari thenationalnews, ada tato lain yang bertuliskan "Deus vult" - atau "Tuhan menghendakinya", sebuah slogan dari Perang Salib Abad Pertengahan melawan Muslim di Timur Tengah.

Dia juga memiliki tato dalam bahasa Ibrani yang bertuliskan "Yeshua", atau "Yesus". Tidak jelas kapan Hegseth mendapatkan tato "kafir" itu, tetapi dia mendapatkannya jauh sebelum menjabat sebagai Menteri Pertahanan.

Dia telah memilikinya setidaknya selama 18 bulan, seperti yang terlihat dalam video yang diunggah ke Instagram-nya yang menunjukkan dia berenang di Sungai Hudson.

Hegseth sebelumnya pernah menghadapi kritik karena tatonya, termasuk "Deus vult", yang terkadang dikaitkan dengan kelompok-kelompok sayap kanan.

Setelah foto-foto terbaru diposting pekan ini, Hegseth menghadapi reaksi keras di dunia maya, dengan seorang aktivis Palestina menyebutnya sebagai "simbol nyata Islamofobia".

"'Kafir' telah dijadikan senjata oleh para Islamofobia sayap kanan untuk mengejek dan menjelek-jelekkan Muslim," tulis Nerdeen Kiswani, Pendiri Within Our Lifetime - United for Palestine, di X.

"Tato-tato ini bukannya tidak berbahaya, tapi justru merefleksikan kebijakan-kebijakan yang terus membunuh dan menindas Muslim di seluruh dunia."

Mohammed Abu-Nimer, seorang profesor di program Perdamaian Internasional dan Resolusi Konflik di American University di Washington, menggemakan sentimen tersebut.

"Memiliki tato seperti itu di lengan Menteri Pertahanan Amerika Serikat mengirimkan pesan yang sangat negatif kepada dunia Muslim, dan khususnya ke wilayah Arab," katanya kepada The National.

"Ini bukan sesuatu yang akan membangun kepercayaan. Ini tidak mendukung pesan rekonsiliasi atau pesan pemahaman."

BACA JUGA: Konflik Internal Israel Semakin Tajam, Saling Bongkar Aib Antara Ben-Gvir Versus Shin Bet

Mahasiswa Indonesia Buat Konten Joget di Masjid Al Azhar Mesir, UAS Marah Besar

http://republika.co.id/berita//stniyn320/mahasiswa-indonesia-buat-konten-joget-di-masjid-al-azhar-mesir-uas-marah-besar

Dia menjelaskan bahwa istilah-istilah tersebut dapat dipandang sebagai sesuatu yang menyinggung umat Islam, dan juga memberi makan pandangan dunia yang dipegang oleh para ekstremis tentang benturan peradaban yang sedang berlangsung.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement