Jumat 21 Mar 2025 13:18 WIB

Sejak Gencatan Senjata, Israel Bunuh Tujuh Ratus Warga Gaza, Mayoritas Wanita dan Anak

Israel melarang warga Palestina bepergian melalui Jalan Salah al-Din.

Petugas penyelamat dan relawan berupaya mengeluarkan jenazah seorang pria dari reruntuhan menyusul serangan udara tentara Israel di Khan Younis, Jalur Gaza selatan, Kamis, 20 Maret 2025.
Foto: AP Photo/Mariam Dagga
Petugas penyelamat dan relawan berupaya mengeluarkan jenazah seorang pria dari reruntuhan menyusul serangan udara tentara Israel di Khan Younis, Jalur Gaza selatan, Kamis, 20 Maret 2025.

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA CITY — Sudah lebih dari 700 warga Palestina terbunuh akibat serangan udara besar-besaran Israel ke Jalur Gaza yang berlangsung sejak Selasa (18/3), demikian menurut Kementerian Kesehatan setempat.

"Jenazah 710 orang telah dievakuasi ke rumah-rumah sakit sejak Selasa, sementara sudah lebih dari 900 orang terluka," ucap juru bicara kementerian, Khalil Al-Dakran, pada Kamis.

Baca Juga

Ia mengatakan bahwa 70 persen dari korban luka akibat agresi Israel terbaru ini adalah wanita dan anak-anak."Banyak dari korban luka yang meninggal dunia karena tidak mendapat pertolongan medis yang mendesak di tengah blokade Israel terhadap Gaza yang mengakibatkan kelangkaan akut obat-obatan dan peralatan penting," kata jubir kementerian itu.

Militer Zionis Israel pada Selasa melancarkan serangan udara besar-besaran secara mendadak ke Jalur Gaza, sehingga menyebabkan pupusnya kesepakatan gencatan senjata dan pertukaran tahanan yang berlangsung sejak 19 Januari 2025.

Sudah lebih dari 50.000 warga Palestina, sebagian besar adalah wanita dan anak-anak, tewas akibat agresi brutal Israel ke Gaza sejak Oktober 2023. Selain itu, lebih dari 112.000 warga lainnya terluka.

Pada November 2024, Mahkamah Pidana Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap pemimpin otoritas Israel Benjamin Netanyahu dan bekas kepala pertahanan Yoav Gallant atas kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.

 

 

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement