REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Meski sudah menyerang instalasi militer Iran pada tahun lalu, Israel masih saja menyimpan dendam kesumat karena negaranya pernah dibom Iran. Hingga kini, Israel masih terus mengompori Amerika untuk mau bersama-sama menyerang Iran.
The New York Times melaporkan pada hari Sabtu bahwa Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menekan Presiden AS Donald Trump untuk mengizinkan operasi gabungan AS-Israel untuk menghancurkan fasilitas nuklir Iran.
Surat kabar itu melaporkan bahwa Netanyahu ingin "memanfaatkan fakta bahwa pertahanan udara Iran telah terekspos menyusul kampanye pemboman Israel pada bulan Oktober yang membongkar infrastruktur militer vital Iran."
Surat kabar itu menambahkan bahwa Trump "enggan untuk terlibat dalam perang besar dan menolak tekanan dari para petinggi di Israel dan Amerika Serikat untuk memanfaatkan kesempatan menyerang situs nuklir Iran."
Awal bulan ini, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengucapkan terima kasih kepada Presiden AS Donald Trump karena menyediakan amunisi yang dibekukan oleh pemerintahan sebelumnya untuk negara Yahudi tersebut, dan menegaskan bahwa amunisi tersebut akan membantu negara Yahudi tersebut "menyelesaikan tugasnya" melawan Iran dan sekutunya.
"Trump adalah sahabat terbaik Israel di Gedung Putih," kata Netanyahu dalam pesan video. Ia menambahkan, "Ia menunjukkan hal ini dengan mengirimkan semua amunisi yang sebelumnya telah ditangguhkan (oleh pemerintahan pendahulunya Joe Biden)," seraya menekankan bahwa "dengan cara ini, ia memberi Israel sarana yang dibutuhkannya untuk menyelesaikan misi melawan poros teror Iran."