Ahad 16 Mar 2025 12:14 WIB

Serangan Amerika, Houthi: Bukti Nyata Amerika Dukung Negara Penjajah Zionis Israel

Houthi akan terus membela Gaza Palestina.

Lambang Houthi berupa belati tajam untuk berperang.
Foto: AP
Lambang Houthi berupa belati tajam untuk berperang.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Amerika Donald Trump memerintah militernya untuk menyerang Houthi dengan kekuatan penuh. Militer negara superpower tersebut menargetkan penghancuran basis militer gerakan perlawanan terhadap penjajahan Israel tersebut.

Serangan tersebut terjadi setelah Houthi kembali mengeluarkan pengumuman bahwa kapal terafiliasi Israel haram melewati wilayah perairan Yaman. Larangan ini digemakan sebagai bentuk dukungan Houthi terhadap warga Gaza Palestina yang hingga detik ini dijajah oleh Israel. Belum lama ini, pemerintah zionis menghentikan pasokan listrik dan kebutuhan dasar ke wilayah Gaza, dan dengan sengaja menciptakan kelaparan di sana. 

Baca Juga

Mohammed al-Bukhaiti, anggota biro politik gerakan Ansar Allah Yaman, menegaskan bahwa "agresi AS terhadap Yaman tidak dapat dibenarkan karena operasi angkatan bersenjata menargetkan entitas Zionis."

Al-Bukhaiti mengatakan kepada Al-Mayadeen , "Semua orang tahu bahwa kami bersikap tulus dalam menanggapi hal ini, dan kepada mereka yang menuduh kami bersikap petualang, kami katakan bahwa siapa pun yang berkolusi dengan Amerika dan Israel adalah orang yang petualang."

Ia menegaskan bahwa "apa yang terjadi di masa lalu, dalam bentuk serangan dan pengepungan terhadap entitas perampas kekuasaan, dapat terulang kembali."

Al-Bukhaiti juga menekankan bahwa respons terhadap agresi AS akan segera terjadi, dan tidak ada perbedaan antara pemerintahan Trump dan Biden terkait Yaman. Ia mencatat bahwa Yaman tidak akan mundur dari pilihannya untuk mendukung Palestina dan menghadapi Amerika, berapa pun biayanya.

Al-Bukhaiti menjelaskan, "Yang membedakan pertempuran ini dari pertempuran-pertempuran sebelumnya adalah bahwa pertempuran ini telah didefinisikan dengan jelas dengan munculnya Trump: sebuah pertempuran antara yang benar dan yang salah."

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement