Sabtu 25 Oct 2025 14:05 WIB

Menkeu Israel Sebut Arab Saudi 'Harus Terus Tunggangi Unta', Hamas: Kurang Ajar

Lensa rasis telah digunakan sejak lama oleh Zionis untuk memandang Arab dan Muslim.

Menteri Keuangan Israel Bezalel Smotrich memegang peta yang menunjukkan proyek pemukiman E1 saat konferensi pers di dekat pemukiman Maale Adumim, di Tepi Barat yang diduduki Israel, Kamis, 14 Agustus 2025.
Foto: AP Photo/Ohad Zwigenberg
Menteri Keuangan Israel Bezalel Smotrich memegang peta yang menunjukkan proyek pemukiman E1 saat konferensi pers di dekat pemukiman Maale Adumim, di Tepi Barat yang diduduki Israel, Kamis, 14 Agustus 2025.

REPUBLIKA.CO.ID, DOHA —  Izzat al-Rishq, anggota biro politik Hamas, mengecam Menteri Keuangan Israel Bezalel Smotrich yang sudah mengatakan Arab Saudi harus "terus menunggangi unta" jika negara itu meminta pembentukan negara Palestina sebagai syarat normalisasi hubungan dengan Israel.

Dalam sebuah pernyataan di Telegram, Rishq mengatakan bahwa "pernyataan Smotrich yang kurang ajar dan tercela terhadap Kerajaan Arab Saudi bukanlah keceplosan lidah".

Baca Juga

Ia menambahkan, "lensa rasis ini telah digunakan oleh gerakan Zionis sejak awal untuk memandang semua orang Arab dan Muslim,"ujar dia seperti dikutip dari Al Jazeera, Sabtu (25/10/2025).

Pernyataan Smotrich menyinggung publik terlebih Pemerintah Kerajaan Arab Saudi. Dia mngatakan, "Jika Arab Saudi mengatakan kepada kita 'normalisasi dengan imbalan negara Palestina,' teman-teman — tidak, terima kasih."

"Teruslah menunggangi unta di padang pasir di Arab Saudi, dan kita akan terus berkembang dengan ekonomi, masyarakat, dan negara serta hal-hal hebat yang kita ketahui," tambah Smotrich dalam sebuah konferensi yang diselenggarakan oleh Zomet Institute dan surat kabar Makor Rishon pada Jumat. Dia kemudian meminta maaf atas pernyataannya itu.

photo
Pejuang Hamas berdiri dalam formasi menjelang upacara penyerahan sandera Israel ke Palang Merah di Nuseirat, Jalur Gaza, 22 Februari 2025. - (AP Photo/Adel Kareem Hana)

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement