Jumat 14 Mar 2025 17:38 WIB

Apakah Marah Membatalkan Puasa Ramadhan?

Di antara pesan Rasulullah SAW ialah menjauhkan diri dari sifat amarah.

Marah-marah (ilustrasi).
Foto: www.freepik.com
Marah-marah (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Puasa Ramadhan pada hakikatnya tidak sekadar menahan lapar dan dahaga, tetapi juga mengutamakan pengendalian diri. Agar pahala shaum tidak berkurang atau bahkan hilang sama sekali, seorang Mukmin dianjurkan untuk berhati-hati dalam bersikap dan berucap. Karena itu, agama ini menganjurkan agar menjauhi marah-marah selama berpuasa.

Ahli tafsir Alquran, Prof Quraish Shihab dalam bukunya, Menjawab...? 1001 Soal Keislaman yang Patut Anda Ketahui menjelaskan bahwa marah-marah memang tidak membatalkan puasa. Namun, kemarahan itu akan mengurangi nilai puasa seseorang apabila amarah diluapkan bukan pada tempatnya.

Baca Juga

Sebab, marah yang tidak pada tempatnya adalah perbuatan setan. Cara mengatasinya ialah dengan berwudhu dan segera memohon perlindungan kepada Allah SWT dari godaan setan.

Dalam bahasa Arab, marah disebut sebagai ghadzab. Nabi Muhammad SAW berpesan agar umatnya menjauhkan diri dari sifat amarah. Dari Abu Hurairah RA, diketahui, Rasulullah SAW bertemu dengan seorang pria yang meminta nasihat kepadanya.

"Wahai, Rasulullah, perintahkan aku untuk mengerjakan amalan baik yang kuanggap sedikit (tidak menyita waktu)!" pinta orang itu.

Rasulullah SAW kemudian bersabda, "Jangan marah!" Sabda ini beliau ulangi berkali-kali tiap orang itu mengajukan pertanyaan yang sama. "Jangan marah!'

Menurut Imam Al-Ghazali, kekuatan marah terletak dalam lubuk hati setiap manusia. Marah adalah seberkas api dari neraka Allah yang menyala-nyala dan membakar hati manusia. Biasanya, mata akan memerah kalau kita sedang marah. Sikap marah menyeret kita ke dalam urat nadi setan, karena setan berasal dari api.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Republika Online (@republikaonline)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement