REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rasulullah Muhammad SAW merupakan pribadi yang agung, tetapi tidak menjadikannya eksklusif. Justru, kesederhanaannya mengemuka, sehingga orang-orang merasa damai dan terangkul bila berada di dekatnya.
Dalam urusan dakwah Islam, beliau shalallahu 'alaihi wasallam mengimbau umatnya untuk saling memudahkan. Dalam sebuah hadis, sebagaimana terhimpun Musnad Imam Ahmad, Nabi Muhammad SAW bersabda, “Ajarkanlah, permudahlah dan jangan mempersulit.”
Seperti terekam dalam sebuah hadis, Baginda Rasulullah SAW pernah berdoa, “Ya Allah, barangsiapa yang diberi tanggung jawab untuk menangani urusan umatku, lalu ia mempersulit mereka, maka persulitlah hidupnya. Dan barangsiapa yang diberi tanggung jawab untuk mengurusi umatku, lalu ia memudahkan urusan mereka, maka mudahkanlah hidupnya.” (HR Muslim)
Lawan dari kemudahan ialah kesukaran. Bila seorang Muslim mempermudah urusan kebaikan atau duniawi Muslim lainnya, maka insya Allah ia akan dinaungi keberkahan. Hal itu selama interaksi yang ada tidak menjurus pada perbuatan-perbuatan zalim.
Allah SWT akan memberikan kemudahan bagi orang Islam yang memudahkan urusan orang lain. Abu Hurairah berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa melepaskan kesusahan duniawi seorang Muslim, Allah akan melepaskan kesusahannya pada hari kiamat. Barangsiapa memudahkan seorang yang mendapat kesusahan, Allah akan memudahkan urusannya di dunia dan akhirat.” (HR Muslim)
