Jumat 14 Mar 2025 13:47 WIB

AS Ajukan Proposal Gencatan Senjata, Israel Harus Cabut Blokade Bantuan Kemanusiaan Gaza

Israel telah memblokade bantuan setelah gencatan senjata tahap pertama berakhir.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bertemu dengan utusan Presiden terpilih AS Donald Trump untuk Timur Tengah Steve Witkoff di kantornya di Yerusalem, 11 Januari 2025.
Foto: Kantor Perdana Menteri Israel
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bertemu dengan utusan Presiden terpilih AS Donald Trump untuk Timur Tengah Steve Witkoff di kantornya di Yerusalem, 11 Januari 2025.

REPUBLIKA.CO.ID, DOHA -- Pemerintah Amerika Serikat (AS) telah mengajukan proposal terbaru untuk penjajah Israel dan kelompok perjuangan Palestina Hamas seiring berjalannya negosiasi tahap kedua gencatan senjata Gaza yang sedang berlangsung di Qatar,

Sesuai laporan, proposal baru AS ini yang disampaikan oleh utusan khusus AS Steve Witkoff. Proposal AS akan berfokus pada pembebasan sejumlah sandera hidup dengan imbalan gencatan senjata selama satu bulan.

Baca Juga

Menurut CNN, proposal ini, tidak hanya sandera yang tersisa yang akan dibebaskan. Proposal menyebutkan, agar Israel harus mencabut blokade terhadap bantuan kemanusiaan ke Gaza.

Diberitakan outlookindia pada Jumat (14/3), Israel memberlakukan blokade bantuan beberapa jam setelah tahap pertama gencatan senjata berakhir pada 2 Maret 2025.

Menurut laporan, sekitar 59 sandera masih berada dalam tawanan Hamas. Namun, kurang dari setengahnya diperkirakan masih hidup. Jumlah resmi sandera yang masih hidup belum dirilis oleh Hamas.

Meski demikian, Forum Sandera dan Keluarga yang Hilang telah menyerukan agar semua sandera dibebaskan, hidup atau mati.

“Publikasi tentang garis besar pengembalian hanya beberapa sandera menimbulkan kekhawatiran serius di kalangan keluarga para sandera bahwa orang yang mereka cintai akan dibiarkan dalam penahanan untuk waktu yang lama dan tidak diketahui,” demikian bunyi pernyataan resmi yang dikeluarkan oleh forum tersebut.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement