Jumat 14 Mar 2025 11:08 WIB

Bahkan terhadap Firaun, Kaidah Dakwah Lemah-Lembut tetap Berlaku

Allah memerintahkan Nabi Musa berdakwah dengan kata-kata yang lemah lembut.

Piramida Giza di Mesir peninggalan Firaun yang binasa akibat kesombongannya mengaku tuhan
Foto: AP
Piramida Giza di Mesir peninggalan Firaun yang binasa akibat kesombongannya mengaku tuhan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nabi Musa AS adalah utusan Allah Ta'ala kepada Bani Israil. Saudara Harun AS itu dikisahkan dalam banyak ayat Alquran, terutama dalam konteks perjuangannya mendakwahi Firaun.

Firaun sesungguhnya bukanlah nama orang, melainkan gelar bagi raja Mesir pada zaman dahulu. Menurut para ahli, sosok yang ditemui Nabi Musa AS adalah Firaun Ramses II. Jasad atau muminya sudah diteliti ilmuwan sejak abad ke-19 M. Tepatnya pada tahun 1974, Dr Maurice Bucaille dan tim mengonfirmasi Ramses II mati tenggelam di laut.

Baca Juga

Hingga kini, orang-orang dapat mengamati muminya di sebuah museum di Kairo, Mesir. Jasad Firaun Ramses II utuh, tak terurai. Ini pun telah diisyaratkan dalam Alquran.

"Maka pada hari ini Kami selamatkan badanmu (Firaun) supaya kamu dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang sesudahmu, dan sesungguhnya kebanyakan dari manusia lengah dari tanda-tanda kekuasaan Kami” (QS Yunus: 92).

Semasa hidupnya, Firaun Ramses II amat kejam dan keji. Ia menindas Bani Israil dengan sangat sistematis dan tanpa rasa kemanusiaan.

Untuk menyadarkan Firaun, Allah mengutus Nabi Musa dan saudaranya, Nabi Harun. Keduanya diperintahkan untuk mengingatkan pemimpin Mesir itu agar bertobat.

Perintah Allah bukan untuk semisal memerangi atau membunuh Firaun atau menggulingkan pemerintahannya. Para nabi itu hanya disuruh-Nya untuk mendakwahi pemimpin Mesir itu dengan bahasa yang jauh dari nada menghasut.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Republika Online (@republikaonline)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement