REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perubahan pola aktivitas malam dan waktu tidur selama bulan Ramadhan sering kali menjadi tantangan tersendiri bagi banyak orang. Aktivitas seperti sahur dan Sholat Tarawih membuat waktu tidur menjadi berkurang dan tidak teratur.
Jika perubahan ini tidak disiasati dengan baik, dampaknya bisa sangat terasa pada siang hingga sore hari, di mana tubuh akan terasa lemas dan kurang bertenaga. Selain memenuhi kebutuhan nutrisi dan cairan tubuh dengan mengonsumsi makanan bergizi seimbang dan mencukupkan minum saat sahur dan berbuka puasa, membangun kebiasaan tidur yang baik juga penting untuk menjaga kebugaran tubuh semasa berpuasa.
"Membangun kebiasaan tidur yang baik atau good sleeping habit selama satu bulan ini sangat bermanfaat agar tubuh terbiasa dengan ritme," kata pelatih kebugaran Melita Mutia pada Selasa (11/3/2025).
"Usahakan agar jadwal tidur tidak terlalu berbeda setiap hari selama bulan Ramadhan," kata anggota Asosiasi Pelatih Kebugaran Indonesia itu.
Melita juga mengingatkan bahwa sebaiknya ada jeda antara waktu makan besar dan waktu tidur agar tubuh punya cukup waktu untuk menyelesaikan pencernaan makanan. Makan besar terakhir disarankan dua jam sebelum jadwal tidur.
Jeda serupa disarankan diterapkan semasa sahur.
"Alangkah baiknya apabila menunggu tubuh mencerna makanan, dan sebagai salah satu aktivitas menenangkan, kita bisa menunaikan ibadah Sholat Subuh," kata dia.
Melita menyampaikan perlunya menjadwalkan tidur siang singkat selama 15 sampai 30 menit untuk memberi kesempatan tubuh mengisi ulang tenaga guna meminimalkan efek kurang tidur malam selama bulan Ramadhan. Menurut dia, aktivitas olahraga dengan intensitas ringan hingga sedang juga perlu dijadwalkan untuk menjaga kebugaran tubuh. Selain itu, perlu juga mengupayakan tubuh mendapat paparan sinar matahari pagi, yang dapat mendatangkan berbagai manfaat kesehatan termasuk membantu pemenuhan kebutuhan vitamin D dan meningkatkan kekebalan tubuh.