Rabu 12 Mar 2025 14:07 WIB

Tips Jaga Kesehatan Ginjal Selama Puasa Ramadhan

Penting memenuhi kebutuhan cairan tubuh selama buka puasa hingga sahur.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Qommarria Rostanti
Ginjal (ilustrasi). Penting memenuhi kebutuhan cairan tubuh selama buka puasa hingga sahur.
Foto: republika/mgrol100
Ginjal (ilustrasi). Penting memenuhi kebutuhan cairan tubuh selama buka puasa hingga sahur.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Menjalankan ibadah puasa selama Ramadhan membawa perubahan pola makan minum yang dapat memengaruhi kesehatan, termasuk fungsi ginjal. Untuk memastikan ginjal tetap sehat, dokter spesialis penyakit dalam dr Anggraini Permata Sari, menekankan pentingnya memenuhi kebutuhan cairan tubuh selama buka puasa hingga sahur.

“Untuk individu yang fungsi ginjalnya masih normal, yang penting kita minum cukup sesuai dengan kebutuhan harian kita,” kata dr Anggraini saat diwawancara seusai edukasi tentang penyakit ginjal di RS Fatmawati, Rabu (12/3/2024).

Baca Juga

Dokter Anggraini menjelaskan individu dengan ginjal sehat disarankan mengonsumsi air sekitar 30 cc per kilogram berat badan per hari. Misalnya, jika berat badan seseorang adalah 50 kilogram, maka kebutuhan cairannya sekitar 1500 cc atau 1,5 liter per hari. Namun jika berat badannya lebih besar, tentu jumlah cairan yang dibutuhkan juga akan lebih banyak.

“Kalau untuk mengukur apakah fungsi ginjal masih normal atau tidak, itu bisa dilihat dari produksi urine. Dalam kondisi sehat, organ ginjal bisa memproduksi urine sebanyak 1 cc per kilogram berat badan per jam,” kata dia.

Meski penting, namun minum air putih secara berlebihan dalam satu waktu juga tidak dianjurkan. Selama menjalankan puasa, disarankan untuk minum 2 gelas saat berbuka, 4 gelas di malam hari, dan dua gelas saat sahur. “Jadi ya minumnya jangan sekaligus banyak gitu ya, dan jangan berlebihan juga, nanti kita malah kembung sendiri. Jadi kalau asupan minum cukup ya Insya Allah ginjal akan tetap sehat meski kita puasa,” kata dr Anggraini.

Adapun bagi mereka yang memiliki masalah ginjal, kebutuhan cairan harus lebih diperhatikan. Menurut dr Anggraini, sebagian pasien gangguan ginjal masih boleh mengonsumsi banyak cairan, namun ada juga pasien yang harus membatasinya.

Khusus bagi pasien yang menjalani terapi pengganti ginjal, seperti cuci darah dengan mesin atau metode peritoneal, jumlah cairan yang boleh dikonsumsi akan lebih ketat. Oleh karena itu, penting untuk selalu mengikuti anjuran dokter.

“Tentu saja jumlah minumnya harus dikonsultasikan ke dokternya. Kalau dia masih boleh minum yang banyak, tidak perlu khawatir. Tapi kalau misalnya dia tidak boleh minum banyak, ya berarti minumnya harus dibatasi,” kata dr Anggraini.

photo
Infografis Puasa Nyaman Bagi Penderita GERD dan Maag - (republika.co.id)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement