Jumat 07 Mar 2025 21:07 WIB

Hamas-AS Berpeluang Lakukan Kesepakatan yang akan Bikin Malu Netanyahu

Hamas akan mendapatkan imbalan perpanjangan dua bulan gencatan senjata.

Khalil al-Hayya, negosiasitor Hamas,  dalam  wawancara dengan The Associated Press, di Istanbul, Turki, Rabu 24 April 2024.
Foto: AP Photo/Khalil Hamra
Khalil al-Hayya, negosiasitor Hamas, dalam wawancara dengan The Associated Press, di Istanbul, Turki, Rabu 24 April 2024.

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA — Pertemuan utusan Amerika Serikat (AS) dengan delegasi Hamas di Doha, Qatar, belum lama ini dilaporkan mengejutkan para pejabat Israel. Dalam pertemuan tersebut, AS mengusulkan adanya pembebasan tawanan dengan imbalan perpanjangan gencatan senjata di jalur Gaza, lapor Washington Post yang dikutip Palestine Chronicle.

Usulan tersebut dibahas selama pembicaraan baru-baru ini antara negosiator AS dan pejabat dari gerakan Perlawanan Palestina Hamas yang menunjukkan kesepakatan potensial dengan melibatkan pembebasan tawanan Amerika yang tersisa, Edan Alexander, dan tawanan lainnya. Hamas akan mendapatkan imbalan  perpanjangan dua bulan gencatan senjata Jalur Gaza dan dimulainya kembali bantuan kemanusiaan sebagai imbalan atas pembebasan tawanan tersebut.

Baca Juga

Pembahasan tersebut dilaporkan berlangsung di Doha, dan melibatkan pejabat senior. Mereka yang mengetahui pembicaraan tersebut berbicara dengan syarat anonim karena sifat negosiasi yang sensitif.

Seorang sumber The Post yang mengetahui posisi Hamas mengungkapkan bahwa gerakan tersebut mempertimbangkan kemungkinan keuntungan dari kesepakatan langsung dengan pemerintahan Trump. Sementara itu, Hamas dilaporkan menegaskan kembali bahwa tujuan akhir negosiasi haruslah penarikan penuh Israel dari Gaza dan berakhirnya perang secara permanen sebagaimana ditetapkan dalam perjanjian yang ditandatangani kedua belah pihak pada bulan Januari.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement