Selasa 04 Mar 2025 23:58 WIB

Terungkap Ini Kondisi Kegagalan Israel Lindungi Warganya yang Picu Nyali Tentara Ciut

Israel mengakui kegagalan dalam Perang Gaza.

Tentara Israel mengevakuasi prajurit yang terluka di Jalur Gaza.
Foto: IDF
Tentara Israel mengevakuasi prajurit yang terluka di Jalur Gaza.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Investigasi internal tentara pendudukan Israel mengungkapkan bahwa serangan perlawanan Palestina terhadap pemukiman Kfar Izza sebagai bagian dari Operasi Badai Al-Aqsa pada 7 Oktober 2023 merupakan sebuah kegagalan besar dalam melindungi dan mempertahankan pemukiman tersebut, terutama karena serangan tersebut mengakibatkan 62 orang terbunuh, 18 orang terluka, dan 19 orang ditangkap.

Investigasi menunjukkan bahwa pasukan tentara yang tiba di lokasi kejadian menghadapi masalah koordinasi dan komunikasi dengan para komandan unit-unit militer.

Baca Juga

Menurut penyelidikan, hal ini menyebabkan pasukan tentara terkadang takut untuk memulai serangan dan berhadapan dengan 250 pejuang perlawanan Palestina.

Penyelidikan menunjukkan bahwa enam anggota Brigade Qassam mencapai pusat pemukiman dengan menggunakan pesawat layang bermotor, tanpa IDF dapat menemukan mereka, dan bahwa IDF hanya dapat merebut kembali pemukiman tersebut pada pagi hari setelah serangan dan setelah para pejuang Palestina mulai menarik diri ke Jalur Gaza.

Menurut penyelidikan, serangan Angkatan Udara di dekat pemukiman Kfar Azza tidak mempengaruhi jalannya pertempuran.

Kegagalan besar-besaran

Sebelumnya, Channel 14 Israel mengungkapkan bahwa investigasi yang dilakukan oleh tentara Israel, yang beberapa di antaranya ditayangkan pada Senin malam, hanyalah puncak gunung es dari sebuah kegagalan besar.

Saluran tersebut mengatakan bahwa hanya 10 persen dari daftar kegagalan yang telah diungkapkan kepada publik, sementara daftar lainnya lebih sulit untuk dicerna.

Saluran itu menambahkan bahwa ternyata kegagalan tentara Israel tidak hanya terjadi pada malam 7 Oktober 2023, tetapi telah terjadi selama lebih dari satu dekade, dan saluran itu mengatakan bahwa kegagalan itu telah mengakar di dalam tubuh militer Israel.

Saluran tersebut melaporkan bahwa Divisi Intelijen Militer (AMAN) mengakui bahwa bahkan setelah menyelesaikan investigasi, mereka masih belum mengetahui segala sesuatu tentang organisasi bersenjata di Jalur Gaza.

IDF memasuki perang di selatan tanpa sepenuhnya memahami musuhnya, sebuah hal yang sangat serius yang menjelaskan mengapa Hamas masih ada, menurut para pejabat Divisi Intelijen.

Sebuah kegagalan total

Penyelidikan yang dilakukan oleh tentara pendudukan Israel diakhiri dengan mengakui "kegagalan total" dalam mencegah serangan 7 Oktober 2023 ke permukiman Gaza, dengan mengungkapkan rincian dan data baru tentang serangan tersebut.

Dalam sebuah ringkasan laporan kepada media, militer menegaskan bahwa pasukannya "gagal melindungi warga Israel, setelah Divisi Gaza Israel berhasil dimanuver pada jam-jam awal perang, dengan faksi-faksi perlawanan yang mendominasi di lapangan".

Pejabat militer tersebut mengakui bahwa tentara "terlalu percaya diri" dan salah menilai kemampuan Hamas sebelum melancarkan serangan.

Penyelidikan menemukan bahwa serangan tersebut dilakukan dalam tiga gelombang yang terdiri dari sekitar 5.000 pejuang.

Gelombang pertama mencakup lebih dari 1.000 pejuang dari unit elite Hamas "yang menyusup di bawah tembakan gencar." Gelombang kedua mencakup 2.000 pejuang, sementara gelombang ketiga melibatkan masuknya ratusan pejuang yang didampingi oleh ribuan warga sipil.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement