Selasa 04 Mar 2025 19:28 WIB

Saat Terjadi Bencana, Inilah Pentingnya Memiliki Sifat Sabar

Allah menjanjikan keberuntungan bagi hamba-Nya yang bersabar.

Petugas mengevakuasi warga saat banjir di Rawajati, Jakarta, Selasa (4/3/2025). ILUSTRASI Musibah.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Petugas mengevakuasi warga saat banjir di Rawajati, Jakarta, Selasa (4/3/2025). ILUSTRASI Musibah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Salah satu sendi keimanan seorang Muslim adalah adanya rasa sabar di dalam dada. Kesabaran juga menunjukkan kualitas atau tinggi rendahnya iman seseorang. Sebab, ujian yang berat dalam kehidupan sering kali membuat seseorang merasa dirinya ada di titik nadir.

Ada dua kekuatan yang bersemayam di dalam psikis manusia, khususnya mereka yang beriman. Pertama, semangat untuk maju (progresif) dan kekuatan untuk bertahan (defensif).

Baca Juga

Pada hakikatnya, rasa sabar terletak pada semangat progresif dan sekaligus defensif. Kesabaran dapat bermanfaat bagi diri dan lingkungan sehingga, misalnya, orang tidak gegabah dalam melampiaskan tekanan. Kesabaran pun dapat menjadi strategi defensif, yakni menahan diri dari hal-hal yang membahayakan.

Dengan sabar serta ketakwaan penuh kepada Allah SWT, seorang Muslim tidak dapat digoyahkan tipu daya syaithan. Allah SWT berfirman dalam surah Ali Imran ayat ke-200. Artinya, "Jika kamu bersabar dan bertakwa, niscaya tipu daya mereka sedikit pun tidak mendatangkan kemudharatan kepadamu. Sesungguhnya Allah SWT mengetahui apa yang mereka kerjakan."

Allah SWT telah menjadikan sabar berdekatan dengan kemenangan. Maknanya, Sang Mahakuasa akan menguji hamba-hamba-Nya supaya mereka membuktikan kualitas kesabaran yang dimiliki.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Republika Online (@republikaonline)

Misalnya saat dilanda bencana. Ketika seorang hamba Allah justru menjauh dari-Nya atau bahkan bersangka buruk pada-Nya, maka sebagai Mukmin dirinya tidak mempunyai kesabaran yang luas atau kadar keimanannya tipis.

Bila tidak bertobat, ia bisa saja mendapatkan nasib buruk, baik di dunia maupun akhirat. Sebaliknya, jika dia mampu bersabar terhadap cobaan yang diberikan Allah, maka dia termasuk orang-orang yang mendapatkan kemenangan di dunia dan akhirat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement