REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Beberapa analisis Israel sepakat bahwa Israel tidak memenangkan perangnya di Jalur Gaza. Namun, yang berhasil dicapai adalah pemusnahan penduduk dan penghancuran total sebagian besar daerah kantong tersebut.
Beberapa dari mereka berpendapat bahwa Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan para menterinya mengeluarkan pernyataan-pernyataan yang sangat keras, tetapi itu tidak lebih dari ucapan manis tanpa penutup dan janji-janji tanpa dukungan.
Meskipun apa yang ada di balik konsensus ini adalah penekanan pada perlunya melanjutkan perang dan fokus pada tujuan-tujuan tertentu, konsensus ini juga mengeksplorasi kedalaman kegagalan-kegagalan yang membuat negara pendudukan masih belum aman.
Untuk menghindari generalisasi, harus dikatakan bahwa para juru bicara di pemerintahan Israel saat ini dan Netanyahu sendiri juga mengadopsi pendekatan ini, beberapa di antaranya melakukannya dengan tujuan untuk meminta pertanggungjawaban kepemimpinan militer atas konsekuensi dalam masalah ini.
Sementara itu, yang lain menegaskan bahwa kepemimpinan pendirian politik memikul tanggung jawab yang tidak kalah besar atas konsekuensi-konsekuensi ini dibandingkan dengan angkatan bersenjata.
Sebagai contoh dari apa yang saya maksudkan, sebuah laporan yang diterbitkan oleh Institute for National Security Studies (INSS) di Universitas Tel Aviv, berjudul “The Long-Awaited Victory Over Hamas Was Not Achieved — What Now?” pada 20 Februari 2025 lalu mengatakan bahwa, "Strategi IDF (Pasukan Pertahanan Israel) mendefinisikan kemenangan sebagai 'mencapai tujuan perang yang ditetapkan oleh kepemimpinan politik dan kemampuan untuk memaksakan syarat-syarat Israel untuk gencatan senjata dan pengaturan politik-keamanan pascaperang terhadap musuh. Israel belum mencapai tujuan-tujuan ini dalam perang di Gaza."
Ada pengingat konstan bahwa tujuan perang didefinisikan sebagai berikut yaitu menghancurkan kemampuan militer dan pemerintahan Hamas, membebaskan warga Israel yang diculik, memastikan kembalinya warga Gaza dengan selamat ke rumah mereka, dan membangun realitas di mana Hamas tidak mengendalikan Jalur Gaza, dan Jalur Gaza tidak menjadi ancaman bagi Israel.
BACA JUGA: Menyoal Rangkap Jabatan Menag, Kepala Badan Pengelola Sekaligus Imam Besar Istiqlal
Ada pengingat konstan bahwa tujuan perang didefinisikan sebagai berikut yaitu menghancurkan kemampuan militer dan pemerintahan Hamas, membebaskan warga Israel yang diculik, memastikan kembalinya para penghuni amplop Gaza (pemukiman Israel yang berdekatan dengan daerah kantong) dengan selamat ke rumah-rumah mereka, dan membangun realitas di mana Hamas tidak mengendalikan Jalur Gaza, dan Jalur Gaza tidak menjadi ancaman bagi Israel.
