Jumat 28 Feb 2025 18:12 WIB

Ramadhan 2025, MUI Bengkulu: Bangunkan Sahur dengan Hidupkan Sunah Rasul.

MUI Bengkulu ajak hidupkan kembali adzan sahur sesuai sunah Rasul.

Ilustrasi membangunkan orang untuk sahur.
Foto: ANTARA FOTO/Mohamad Hamzah
Ilustrasi membangunkan orang untuk sahur.

REPUBLIKA.CO.ID, KOTA BENGKULU -- Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Bengkulu menerbitkan Maklumat Nomor 43 Tahun 2025 tentang Penyambutan Bulan Suci Ramadhan 1446 Hijriah/2025 Masehi dengan salah satu poin utama imbauan menghidupkan kembali adzan sahur sesuai sunah Rasulullah.

Ketua MUI Kota Bengkulu, Zul Effendi, di Kota Bengkulu, Jumat, mengatakan adzan sahur dianjurkan untuk dikumandangkan sekitar 60 menit sebelum waktu subuh. Imbauan ini bertujuan untuk membangunkan umat Islam agar dapat bersiap menyantap sahur dan menjalankan ibadah dengan lebih optimal.

Baca Juga

"Kami mengimbau masyarakat dan pengurus masjid untuk membangunkan sahur dengan lebih tertib, salah satunya dengan menghidupkan sunah Rasul, yaitu mengumandangkan adzan pertama sebelum subuh," katanya.

Menurut dia, selama ini kebiasaan membangunkan sahur di beberapa daerah dilakukan dengan cara yang kurang tertib, seperti membunyikan alat musik secara berlebihan atau berkeliling dengan suara yang mengganggu. Dengan menghidupkan kembali adzan sahur, diharapkan umat Islam dapat lebih khusyuk dalam menjalankan ibadah.

Selain adzan sahur, maklumat tersebut juga mengimbau umat Islam untuk menyambut Ramadhan dengan penuh khidmat, memperbanyak ibadah, serta menjaga ketertiban selama bulan suci. MUI juga meminta pengusaha kuliner untuk tidak beroperasi pada siang hari sebagai bentuk penghormatan terhadap umat Muslim yang berpuasa.

Masyarakat dan aparat keamanan juga diminta untuk meningkatkan pengawasan terhadap penyakit masyarakat, seperti peredaran minuman keras, prostitusi, musik dan tarian yang tidak sesuai norma, serta penggunaan petasan dan kembang api yang berlebihan.

MUI Kota Bengkulu juga mengingatkan masyarakat agar tetap menjaga toleransi dan menghormati perbedaan dalam penetapan awal Ramadhan.

"Kami mengimbau umat Muslim untuk tetap menjaga persaudaraan dan tidak memperdebatkan perbedaan tersebut secara berlebihan," kata Zul Effendi.

Maklumat ini diterbitkan sebagai bagian dari upaya MUI untuk mengajak umat Islam lebih memaknai bulan suci Ramadhan dengan meningkatkan ibadah dan menjaga ketertiban.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement