Senin 24 Feb 2025 10:42 WIB

Israel Kembali Khianati Gencatan Senjata, Hamas Tangguhkan Semua Negosiasi

Israel menunda pembebasan 620 tahanan Palestina.

Sandera Israel Eliya Cohen saat dikawal oleh militan untuk diserahkan ke Palang Merah di Nuseirat, Jalur Gaza tengah, Sabtu, 22 Februari 2025.
Foto: AP Photo/Abdel Kareem Hana
Sandera Israel Eliya Cohen saat dikawal oleh militan untuk diserahkan ke Palang Merah di Nuseirat, Jalur Gaza tengah, Sabtu, 22 Februari 2025.

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSSALEM — Penjajah Israel kembali berkhianat terhadap kesepakatan gencatan senjata dengan kelompok perlawanan Palestina, Hamas. Militer Israel menunda pembebasan sebanyak 620 tahanan Palestina yang dijadwalkan pada Sabtu (22/2/2025) setelah pihak Hamas membebaskan enam tawanan Israel di Jalur Gaza.

Hamas menilai penundaan oleh Israel melanggar kesepakatan gencatan senjata di Jalur Gaza dan pertukaran tawanan. Di sisi lain, Israel menunda pembebasan itu karena proses penyerahan sandera oleh Hamas dinilai "memalukan".

Baca Juga

"Klaim Israel itu salah dan lemah serta bermaksud untuk menghindari kewajiban sesuai kesepakatan," kata pemimpin Hamas, Ezzat Al Rishq, dalam sebuah pernyataan."Upacara penyerahan tidak menghina tawanan, tetapi menunjukkan perlakuan manusiawi terhadap mereka," kata dia.

Israel mengatakan akan menunda pembebasan hingga penyerahan sandera berikutnya dilakukan tanpa upacara "yang merendahkan".

"Penghinaan sesungguhnya adalah perlakuan terhadap tahanan Palestina dalam proses pembebasan mereka, yang kerap melibatkan penyiksaan, pemukulan, dan penghinaan yang disengaja hingga saat-saat terakhir," kata Rishq.

"Para tahanan Palestina dibebaskan dengan tangan diborgol dan mata tertutup, keluarga mereka diancam agar tidak merayakan kepulangan mereka,” kata dia.

Rishq menuduh pemimpin Israel Benjamin Netanyahu sengaja menyabotase kesepakatan Gaza. Netanyahu disebutnya terang-terangan melanggar perjanjian dan Israel kurang bertanggung jawab memenuhi komitmennya.

Rishq mendesak para mediator dan komunitas internasional untuk menekan Israel agar menghormati kesepakatan dan membebaskan para tahanan tanpa menunda-nunda. Kesepakatan gencatan senjata yang mulai diberlakukan bulan lalu itu telah menghentikan perang genosida yang dilancarkan Israel di Jalur Gaza.

Hamas menangguhkan semua negosiasi akibat dari pengkhianatan Israel tersebut. Hamas bersikeras bahwa tahanan yang disepakati harus dibebaskan terlebih dahulu.

"Tidak akan ada pembicaraan dengan musuh (Israel) melalui mediator sebelum adanya pembebasan tahanan yang disepakati sebagai ganti enam tawanan Israel," kata pemimpin Hamas Mahmoud Mardawi. Gencatan senjata Gaza dan kesepakatan pertukaran tahanan mulai berlaku bulan lalu.

photo
Tahanan Palestina dipaksa mengenakan pakaian berlogo Bintang Daud - (Tangkapan Layar X/Israel Prison Service)

 

 

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement