Jumat 14 Feb 2025 05:54 WIB

Situs Nuklirnya Diancam, Iran tidak Gentar: Ini Peringatan Pezeshkian

Para ahli Iran akan mengganti dengan membangun 1000 fasilitas nuklir baru.

Calon presiden Iran Masoud Pezeshkian berbicara saat debat putaran kedua pemilihan presiden, Teheran, Iran, Senin (1/7/2024). Iran akan menyelenggarakan pemilihan presiden putaran kedua pada 05 Juli 2024.
Foto: EPA-EFE/IRANIAN STATE TV (IRIB) / HANDOUT HA
Calon presiden Iran Masoud Pezeshkian berbicara saat debat putaran kedua pemilihan presiden, Teheran, Iran, Senin (1/7/2024). Iran akan menyelenggarakan pemilihan presiden putaran kedua pada 05 Juli 2024.

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN — Presiden Iran Masoud Pezeshkian menegaskan, negaranya tidak gentar dengan ancaman akan penyerangan terhadap situs nuklir Iran. Pezeshkian menegaskan, jika musuh menyerang 100 lokasi nuklir Iran, para ahli Iran akan segera menggantinya dengan membangun 1.000 fasilitas nuklir baru.

"Musuh ingin kita dipermalukan di hadapan mereka dengan sanksi dan ancaman, tetapi kita tidak akan tunduk dan kita akan menyelesaikan masalah kita dengan mengandalkan rakyat," kata Pezeshkian dalam sebuah pertemuan dengan para intelektual dan elit di provinsi selatan Bushehr pada Kamis (13/2/2025), menurut Press TV seperti dilansir dari Mehr News.

Baca Juga

Seperti dilaporkan sebelumnya, hasil asesmen intelijen AS menyimpulkan bahwa, Israel mempertimbangkan kemungkinan menyerang fasilitas pada tahun ini. Seperti dilaporkan Wall Street Journal (WSJ) dilansir Jerusalem Post, Rabu (12/2/2025), asesmen itu digelar selama hari-hari terakhir pemerintah Biden, dan menyimpulkan, bahwa Israel mempertimbangkan serangan berskala besar.

Laporan WSJ juga menyebutkan bahwa, Israel diperkirakan akan mendesak pemerintahan AS saat ini untuk mendukung rencana serangan itu. Sumber militer AS kepada WSJ menyatakan, dukungan AS termasuk persenjataan, akan dibutuhkan untuk menyukseskan rencana serangan Israel.

Israel dilaporkan mengkhawatirkan waktu serangan yang tepat saat mereka berpikir tenggat hingga Iran dapat memproduksi bom atom semakin habis. Kantor Perdana Menteri Israel ataupun IDF tidak merespons laporan WSJ ini.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement