REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Protokol Hannibal adalah nama dari sebuah prosedur kontroversial yang digunakan oleh Pasukan Pertahanan Israel (IDF) untuk mencegah penangkapan tentara Israel oleh pasukan musuh. Menurut satu versi, dikatakan bahwa "penculikan harus dihentikan dengan segala cara, bahkan dengan mengorbankan dan melukai pasukan kita sendiri."
Protokol ini diperkenalkan pada tahun 1986, setelah sejumlah kasus penculikan tentara IDF terjadi di Lebanon dan pertukaran tahanan kontroversial berikutnya. Teks lengkap dari perintah tersebut tidak pernah dipublikasikan, dan hingga tahun 2003, sensor militer Israel melarang diskusi apa pun tentang subjek tersebut di media. Protokol itu telah diubah beberapa kali, dan pada tahun 2016 Gadi Eizenkot memerintahkan pencabutan resmi Protokol Hannibal tetap tersebut dan perumusan ulang protokol tersebut.
Dua versi Protokol Hannibal mungkin pernah ada secara bersamaan: versi tertulis, yang hanya dapat diakses oleh eselon atas IDF, dan versi "hukum lisan" untuk komandan divisi dan level yang lebih rendah. Dalam versi terakhir, "dengan segala cara" sering ditafsirkan secara harfiah, seperti dalam "seorang prajurit IDF 'lebih baik mati daripada diculik ' ". Pada tahun 2011, Kepala Staf IDF Benny Gantz menyatakan bahwa Protokol tersebut tidak mengizinkan pembunuhan prajurit IDF untuk mencegah penculikan.