Jumat 07 Feb 2025 08:31 WIB

Bongkar Jeroan IDF, Gallant: Israel Terapkan Doktrin Kontroversial, Protokol Hannibal

Protokol Hannibal membahayakan militer Israel sendiri.

Rep: Fuji Eka Permana/ Red: Erdy Nasrul
Yoav Gallant.
Foto: Gil Cohen-Magen/Pool Photo via AP
Yoav Gallant.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tak hanya terhadap lawan, militer Israel (IDF) ternyata menerapkan cara-cara biadab pula terhadap kelompok sendiri, baik sesama IDF maupun warga Israel. Cara biadab itu adalah Protokol Hannibal. Ini merupakan doktrin membunuh diri sendiri atau membunuh kelompok sendiri agar terhindar dari penculikan kelompok lawan, seperti Hamas, Saraya al Quds, kelompok Tepi Barat, dan Hizbullah Lebanon.

Mati bunuh diri atau dibunuh kawan sendiri lebih mulia dan lebih terhormat daripada jadi tawanan kelompok lawan untuk dijadikan alat tukar dengan tawanan kelompok perlawanan yang ditahan Israel. Begitulah narasi Protokol Hannibal.

Baca Juga

Mantan Menteri Keamanan Israel Yoav Gallant mengakui bahwa pasukan pendudukan Israel diperintahkan untuk menerapkan Protokol Hannibal—protokol kontroversial yang melibatkan pembunuhan tawanan bersama dengan penculiknya—selama perang di Gaza.

Gallant juga mengkritik mantan Menteri Keamanan Kepolisian Itamar Ben-Gvir atas penyerbuan provokatifnya ke Masjid al-Aqsa, dengan menyatakan bahwa tindakan tersebut "memicu situasi."

Militer Israel menghadapi gelombang pengunduran diri menyusul kegagalannya pada tanggal 7 Oktober. Channel 13 Israel menggambarkan situasi tersebut sebagai "gelombang kejut dalam militer."

Kepala militer Israel, Letnan Jenderal Herzi Halevi, mengumumkan pengunduran dirinya pada tanggal 21 Januari, dengan alasan pertanggungjawaban atas "kegagalan" militer selama operasi tanggal 7 Oktober 2023 oleh Perlawanan Palestina.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement