Senin 27 Jan 2025 06:04 WIB

Isra Mi'raj, Hadiah Spiritual untuk Nabi pada Tahun Kesedihan

Di tengah kesedihan nabi, Allah memberikan anugerah perjalanan spiritual.

Rep: Muhyiddin/ Red: A.Syalaby Ichsan
Ilustrasi Isra Miraj
Foto: MGIT03
Ilustrasi Isra Miraj

REPUBLIKA.CO.ID, Isra Mi'raj menjadi salah satu peristiwa penting dalam sejarah Islam yang merupakan bagian dari perjalanan spiritual Nabi Muhammad SAW. Peristiwa ini terjadi pada malam hari, ketika Nabi diangkat dari Masjidil Haram di Makkah ke Masjidil Aqsa di Yerusalem (Isra) kemudian dilanjutkan naik ke langit sampai Sidratul Muntaha (Mi'raj).

Hampir seluruh ahli tafsir berpendapat bahwa peristiwa Isra' terjadi setelah Nabi Muhammad diutus menjadi rasul. Peristiwanya terjadi satu tahun sebelum hijrah, demikian menurut Imam az-Zuhri, Ibnu Sa’ad, dan lain-lainnya. Imam Nawawi pun memastikan demikian.

Baca Juga

Menurut Ibnu Ḥazm, peristiwa Isra’ itu terjadi di bulan Rajab tahun kedua belas setelah pengangkatan Muhammad menjadi nabi. Sedangkan al-Hafiz ‘Abdul Gani al-Maqdisi memilih pendapat yang mengatakan bahwa Isra dan Mi’raj tersebut terjadi pada 27 Rajab, dengan alasan pada waktu itulah masyarakat melaksanakannya. 

Dalam ceramahnya, Ustadz Adi Hidayat juga menjelaskan, peristiwa Isra Mi'raj terjadi pada tahun ke-10 kenabian, tepatnya pada 27 Rajab. Sehingga, bulan Rajab ini menjadi salah satu bulan yang dimuliakan dalam Islam.

Peristiwa ini erat kaitannya dengan tahun penuh kesedihan (‘Aamul Huzn). Karena, sebelum Isra Mi'raj, Nabi kehilangan dua pendukung utamanya, yaitu istrinya Khadijah dan pamannya Abu Thalib. Di tengah kesulitan ini, Allah SWT memberikan karunia berupa perjalanan spiritual ini untuk menguatkan hati Nabi.  

Dalam melakukan Isra, Nabi Muhammad SAW memulai perjalanan dari Masjidil Haram di Makkah. Malaikat Jibril lalu datang membawa Buraq, hewan khusus berwarna putih yang sangat cepat.  

Dengan ditemani Jibril, Nabi lalu menuju Masjid Al Aqsa di Yerusalem. Di sana, Nabi Muhammad SAW memimpin shalat bersama para nabi terdahulu, termasuk Nabi Ibrahim, Musa, dan Isa.  

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement