Jumat 17 Jan 2025 22:19 WIB

Akun IG Baznas Diserbu Netizen, Protes Wacana Zakat untuk Makan Bergizi Gratis

Baznas sebut dana zakat untuk makan bergizi gratis memungkinkan.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Muhammad Hafil
Petugas menyiapkan paket makanan bergizi gratis (MBG) di dapur Sekolah Staf dan Komando Angkatan Laut (Seskoal), Cipulir, Jakarta, Selasa (14/1/2025). Dapur MBG Seskoal mendistribusikan sebanyak 3.000 sampai 4.000 makanan bergizi ke delapan sekolah dari TK sampai SMA yang berada di wilayah Cipulir.
Foto: ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga
Petugas menyiapkan paket makanan bergizi gratis (MBG) di dapur Sekolah Staf dan Komando Angkatan Laut (Seskoal), Cipulir, Jakarta, Selasa (14/1/2025). Dapur MBG Seskoal mendistribusikan sebanyak 3.000 sampai 4.000 makanan bergizi ke delapan sekolah dari TK sampai SMA yang berada di wilayah Cipulir.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Netizen bereaksi terhadap wacana dana zakat untuk program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dicanangkan pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. Sehubungan dengan itu, netizen banyak yang berkomentar di akun Instagram Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) yakni baznasindonesia, mereka protes dan tidak setuju dana zakat untuk MBG.

Akun **cky_e**inaldo17 berkomentar di salah satu postingan akun Baznas RI, "Dana zakat bukan untuk membiayai janji presiden."

Baca Juga

Maksudnya, dana zakat jangan dipakai untuk membiayai janji kampanye presiden terpilih yakni program makan bergizi gratis atau MBG.

Akun *izqiya.*s berkomentar, "Jangan sampai dana zakat pakai untuk makan siang gratis... Ingat akhirat!"

Akun @*atriotika berkomentar, "Main ambil keputusan sendiri. Baznas sangat-sangat politik sekarang. Mohon maaf saya akan alihkan..."

Akun @*ntonbayuputr* berkomentar, "BAZNAS kalau sampai dana zakat buat biayai makan siang gratis, gua gak ikhlas."

Bahkan akun @**_rdian berkomentar, "STOP BAYAR ZAKAT KE BAZNAS."

Sebelumnya, wacana dana zakat untuk program MBG diutarakan Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Sultan Najamuddin. Ia mengusulkan supaya pemerintah mencari sumber dana alternatif untuk mendukung program MBG. 

Menurut Sultan Najamuddin, salah satu sumber dana yang bisa dipertimbangkan untuk itu adalah dari dana zakat, infaq dan sedekah (ZIS). 

Sebagaimana diketahui, dana zakat hanya boleh disalurkan untuk delapan golongan asnaf. Sehingga Ketua Baznas, Prof KH Noor Ahmad mengatakan dana zakat memungkinkan dipakai untuk program MBG asalkan untuk mustahik. Mustahik termasuk ke dalam delapan golongan asnaf.

"Ya, sangat mungkin. Kalau memang untuk mustahik. Jadi, selama itu untuk mustahik, apakah itu untuk makan bergizi gratis ataupun yang lain, tidak apa-apa," ujar Kiai Noor saat dihubungi di Jakarta, Selasa (14/1/2025). 

Akan tetap, Kiai Noor mengatakan, akan sulit untuk menentukan penerima makan bergizi gratis yang dari dana zakat tersebut. Sebab yang berhak menerima zakat hanya ada delapan golongan asnaf.

"Kita nggak bisa mengukur itu ya. Karena makan gratis ini kan banyak orang. Sehingga kita juga enggak bisa verifikasi satu per satu (mana yang masuk golongan asnaf)," ujar Kiai Noor.

Wacana penggunaan dana zakat untuk program MBG juga ditolak oleh pihak istana. Pihak Istana Kepresidenan melalui Kepala Staf Kepresidenan AM Putranto menilai usulan penggunaan dana zakat masyarakat untuk mendukung program Makan Bergizi Gratis (MBG) tidak sesuai dengan tujuan zakat dan bahkan memalukan jika diterapkan.

"Sampai saat ini saya belum mendengar usulan itu ya. Semua itu keputusan ada di presiden. Jadi, sabar ya," ujar AM Putranto saat dimintai tanggapan, di Kantor Staf Kepresidenan, Jakarta, Selasa (14/1/2025).

Ketika ditanya pandangannya terkait penggunaan dana zakat untuk program MBG, Putranto menegaskan bahwa dana zakat memiliki peruntukan yang berbeda. "Gunanya zakat kan bukan untuk itu," kata dia.

Ia menambahkan Presiden Prabowo sudah mengalokasikan anggaran khusus untuk program tersebut sebesar Rp 71 triliun yang ditujukan untuk siswa, ibu hamil, dan pesantren.

"Karena presiden sudah berniat baik dan tulus untuk memberikan yang terbaik untuk bangsa Indonesia, kepada siswa-siswa, ibu hamil, pondok pesantren, sudah dianggarkan sejumlah Rp 71 triliun," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement