Selasa 31 Dec 2024 08:50 WIB

Sektor Penerbangan Israel Terpukul Hebat Akibat Ulah Sendiri Genosida Gaza

Penerbangan Israel mengalami kerugian miliaran rupiah

 Pelancong berjalan dengan barang bawaan mereka di Bandara Ben Gurion dekat Tel Aviv, Israel
Foto: AP/Ariel Schalit
Pelancong berjalan dengan barang bawaan mereka di Bandara Ben Gurion dekat Tel Aviv, Israel

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Sektor penerbangan Israel telah mengalami kerugian sebesar 105 juta shekel (28,8 juta dolar AS atau setara dengan kurang lebih Rp 468 miliar) dalam sembilan bulan pertama 2024 sebagai akibat dari genosida yang terus berlanjut di Jalur Gaza, lapor Anadolu Agency.

Informasi ini diungkapkan dalam sebuah pernyataan oleh Otoritas Bandara Israel pada Senin (31/12/2024), bersamaan dengan laporan pembatalan penerbangan yang terus berlanjut oleh beberapa maskapai penerbangan Barat dari dan ke Tel Aviv, seperti yang dilaporkan oleh saluran lokal 13 dan 14.

Baca Juga

Otoritas tersebut mengkonfirmasi bahwa mereka mengalami kerugian operasional sebesar 105 juta shekel akibat perang yang sedang berlangsung dan pengurangan operasi penerbangan internasional.

Data menunjukkan bahwa sekitar 13,8 juta penumpang melewati Bandara Ben Gurion Tel Aviv pada 2024, turun 34 persen dibandingkan dengan 2023.

Pernyataan tersebut juga mencatat bahwa pengeluaran selama sembilan bulan pertama tahun 2024 turun sekitar 16 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada 2023, dengan total sekitar 2,3 miliar shekel (630 juta dolar AS).

Kedepan, Otoritas Bandara berencana untuk menerapkan pemotongan tambahan 10 persen dalam pengeluarannya pada 2025.

Menurut situs web penerbangan Israel, Passport News, Otoritas Bandara memutuskan untuk mempertahankan harga sewa tidak berubah untuk 2025, karena menurunnya aktivitas di Bandara Ben Gurion, termasuk toko-toko bebas bea dan penyewa lainnya.

BACA JUGA: Tentara Suriah Enggan Bertempur Mati-matian Bela Assad?

Situs tersebut menambahkan bahwa Otoritas Bandara sedang mempersiapkan diri untuk periode pasca-perang, mengantisipasi peningkatan lalu lintas penumpang dan kembalinya maskapai penerbangan asing ke Israel pada 2025, sambil berfokus pada pengembangan infrastruktur dan meningkatkan layanan pelanggan.

Dalam beberapa bulan terakhir, puluhan maskapai penerbangan asing telah membatalkan penerbangan dari dan ke Israel karena tembakan roket dari Lebanon dan Yaman meningkat di seluruh negeri.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement