Rabu 25 Dec 2024 15:34 WIB

Refleksi Akhir Tahun, LPOI Sampaikan 12 Sikap Dukung Konsolidasi Nasional dan Global

LPOI dukung Prabowo Subianto konsolidasikan dunia Islam

LPOI sampaikan 12 sikap sebagai refleksi akhir tahun 2024
Foto: Dok Istimewa
LPOI sampaikan 12 sikap sebagai refleksi akhir tahun 2024

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA- Lembaga Persahabatan Ormas Islam (LPOI) melakukan refleksi akhir tahun 2024. Dalam rekleksinya tersebut, LPOI juga menyampaikan 12 sikap untuk pemerintah. 

Ketua Umum LPOI, Prof KH Said Aqil Siroj, mengatakan krisis global dan konflik multidimensi tengah melanda dunia. Tren percepatan kemajuan zaman yang mulai menggerus peradaban. "Sinergitas global mulai mengendur," kata dia dalam keterangannya di Jakarta, Rabu (25/12/2024). 

Baca Juga

Dia menilai, mengerasnya konflik antarblok peradaban dan konflik antarpemimpin bangsa, merupakan pertanda bahwa dunia tengah kehilangan arah, dan tengah terjadi kekosongan pengendali global (global driver).

Memudarnya cengkeraman dominasi global, negara adikuasa atas negara negara berkembang, kata dia, merupakan babak baru, yang seharusnya dapat menjadi momentum strategis (strategic momentum) bagi negara negara berpenduduk mayoritas Muslim, untuk membangun sinergi, memperkuat soliditas dan solidaritas global.

"Agar segera bisa keluar dari krisis dan secara bersama-sama bisa membangun aliansi global, untuk menyuguhkan berbagai solusi peradaban yang lebih baik sehingga keberadaan Muslim country tidak lagi sepelekan, dan kemudian pada saatnya, dapat di perhitungkan sebagai pemain global (global player)," ujar dia. 

Dia menyatakan, Indonesia sebagai negara demokrasi, yang berpenduduk Muslim terbesar di dunia, memiliki peran dan posisi penting, ditengah perubahan besar yang sedang terjadi di dunia.

Dia menyebut strategisnya posisi Indonesia secara geo politik, geo ekonomi dan geo strategi sangat memungkinan bagi Indonesia untuk menjadi konsolidator peradaban dan konsolidator kekuataan negara-negara Muslim.

Selaras dengan kesempatan dan hal tersebut, masih ada beberapa pekerjaan rumah di dalam negeri, yang harus segera di selesaikan. Terutama dalam mempercepat upaya untuk mengkonsolidasikan seluruh asset, potensi sumberdaya dan kekuatan nasional, untuk bangkit dan bergerak bersama menuju pada estafet kemajuan dan kemakmuran bangsa Indonesia.

Mendasar pada hal tersebut diatas, LPOI memandang perlu untuk menegaskan hal hal sebagai berikut:

1. Para ulama, para kiai, dan tokoh-tokoh agama yang tergabung dalam asosiasi Ormas Islam Indonesia di bawah naungan LPOI (Lembaga Persahabatan Ormas Islam) memberikan dukungan moral dan spiritual (Moral and Spiritual Support) kepada Presiden Prabowo Subianto, untuk mempercepat konsolidasi nasional dengan mengkonsolidasikan seluruh asset, potensi, sumberdaya dan kekuatan nasional, demi untuk Kemajuan Indonesia.                                                                                                                                                                                                                                                Secara pararel, mendukung dan memohon Presiden Prabowo Subianto untuk segera mengkonsolidasikan kekuatan negara-negara Muslim di dunia, agar dapat segera bersatu, bersama sama keluar dari krisis dan membangun aliansi strategis (strategic alliance), untuk membangun peradaban dunia yang lebih baik (better future-better civilization), dan untuk menjaga perdamaian dunia (peace keeping).

2. Para ulama, kiai, dan tokoh-tokoh agama yang tergabung dalam asosiasi Ormas Islam Indonesia di Bawah naungan LPOI (Lembaga Persahabatan Ormas Islam), siap menjadi garda depan dalam mengawal Konsolidasi Nasional dan menjadi jembatan penghubung (connecting bridge) untuk mengkonsolidasikan persatuan dan kesatuan dunia Muslim dan negara-negara Muslim di dunia

3. Memohon kepada Presiden Prabowo Subianto untuk mempercepat implementasi penegakan keadilan, membersihkan negara dari bahaya laten korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan. Mengarahkan kebijakan pada hal yang lebih populis, dan lebih memihak kepada rakyat kecil dengan menurunkan pajak, menurunkan harga-harga sembako, menumbuhkan lapangan kerja dan mempercepat pengentasan kemiskinan.

Refocusing anggaran belanja negara untuk Pendidikan, Sosial dan Keagamaan. Mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi nasional berbasis proyek padat karya dan inovasi dalam negeri. Merajut dan memperkuat solidaritas kebhinnekaan serta lebih memberikan jaminan keamanan dan kenyamanan bagi kehidupan masyarakat.

4. Memohon kepada Presiden Prabowo untuk mengoptimalkan Global Muslim Market sebagai wahana dan kesempatan bagi percepatan pertumbuhan ekonomi Indonesia, melalui penetrasi agresif di dunia “Halal Industry, Halal Certification dan Muslim Digital Ecosystem”, yang memungkinkan Indonesia menjadi market leader, sehingga mampu memberikan dampak positif terhadap pemasukan negara, serta menguntungkan semua pihak. Upaya ini harus dilakukan secara sinergis berbasis pendekatan government to government, business to business, dan people to people.

5. Memohon kepada Presiden Prabowo Subianto, untuk lebih memberikan rekognisi, afirmasi, fasilitasi, proteksi dan advokasi, kepada para individu-individu pahlawan, organisasi-organisasi keagamaan, organisasi organisasi masyarakat, dan organ organ strategis lainnya yang telah nyata berkontribusi, berjuang dan berjasa terhadap kemerdekaan dan kemajuan Indonesia.

Negara harus hadir dalam memberikan Pemihakan, Perlindungan dan Jaminan Masa depan dari sisi kesempatan berusaha, keleluasaan berkarya, dukungan finansial, dan regulasi serta pengakuan negara atas jasa-jasa yang telah diberikannya.

6. Memohon Presiden Prabowo Subianto untuk mengoptimalkan pengelolaan sumberdaya alam secara adil, merata kepada semua pihak dan juga memberikan kesempatan kepada organisasi organisasi Masyarakat dan organisasi organisasi Keagamaan yang telah berjasa untuk Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) untuk dapat berperan dalam pengelolaan sumberdaya alam. Sehingga, kue pembangunan dan potensi sumberdaya alam, tidak hanya dinikmati segelintir kelompok elite ekonomi dan elite politik semata

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement