Jumat 12 Dec 2025 21:15 WIB

Agar Keluarga Jadi Sumber Kebahagiaan

Inilah cara agar keluarga menjadi sumber kebahagiaan, bukan kegelisahan hidup.

ILUSTRASI Keluarga islami
Foto: Republika/Yogi Ardhi
ILUSTRASI Keluarga islami

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setiap orang pasti mendambakan kebahagiaan dalam rumah tangganya. Adakalanya, mereka berpikir kebahagiaan itu diperoleh dengan mengumpulkan materi sebanyak-banyaknya. Kekayaan melimpah diimpikan sebagai puncak kebahagiaan.

Kenyataannya, rumah tangga yang mengacu pada materi sebagai sandaran hidupnya, tanpa mengedepankan nilai-nilai agama, ternyata diambang bencana.

Baca Juga

Buruknya moral suami, istri, atau anak-anak, kegelisahan hidup, kecemasan mendalam, kebenciaan di antara anggota keluarga, bahkan permusuhan dan berbagai permasalahan yang membelit serta tak kunjung padam.

Rumah tangga yang harmonis dan bahagia tidaklah bersandar pada materi semata. Justru bahagia itu terletak pada sejauh mana peran nilai-nilai agama mendominasi eksistensi rumah tangga itu.

Kehidupan rumah tangga Rasulullah SAW yang penuh berkah, ketenteraman, dan kebahagiaan, selayaknya menjadi panutan kaum Muslimin.

Semasa hidup, Rasulullah SAW tidak pernah memiliki rumah mewah dan harta berlimpah. Bahkan, ketika Umar bin Khathab mengunjungi beliau suatu hari, didapatinya Rasulullah SAW sedang berbaring di atas pelepah daun kurma. Sampai-sampai punggung beliau tergores saking kerasnya pelepah daun kurma itu.

Tetapi, dari kondisi yang sangat sederhana itu, beliau selalu mengucapkan, "Baiti jannati", rumahku adalah surgaku. Itulah ciri rumah tangga yang dibangun atas dasar keimanan dan ketakwaan pada Allah SWT.

Dalam rumah tangga Islami, seluruh anggota keluarga memiliki peran dan fungsi yang jelas. Masing-masing mereka menghormati perannya.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Republika Online (@republikaonline)

sumber : Hikmah Republika oleh Arlina
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement