Rabu 18 Dec 2024 22:58 WIB

Khofifah Gaungkan Kembali Qanun Asasi NU Jelang Kongres XVIII Muslimat

Sejumlah pilot project akan diluncurkan dalam kongres ini.

Ketua Umum PP Muslimat Nahdlatul Ulama Khofifah Indar Parawansa.
Foto: ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
Ketua Umum PP Muslimat Nahdlatul Ulama Khofifah Indar Parawansa.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Ketua Umum PP Muslimat Nahdlatul Ulama Khofifah Indar Parawansa menggaungkan kembali nilai-nilai ke-NU-an sebagaimana digagas oleh pendiri NU Hadratussyaikh KH M Hasyim Asy’ari dalam Qanun Asasi menjelang kongres XVIII organisasi yang dia pimpin.

“Qanun Asasi ini bahkan menjadi mukadimah di AD/ART Muslimat NU, bagaimana beliau mengajak kita semua untuk jangan pernah terpecah belah. Inspirasi yang selalu beliau sampaikan adalah persatuan dan persaudaraan,” kata Khofifah saat Bedah Buku Hadratussyaikh KH. M. Hasyim Asy’ari: Pemersatu Umat Islam Indonesia di Banjarmasin, Kalimantan Selatan sebagaimana keterangan diterima di Surabaya, Rabu (18/12/2024).

Baca Juga

Menurutnya, pekerjaan rumah (PR) Indonesia sebagai bangsa yang besar adalah persatuan, terutama karena dengan kondisi keberagaman bangsa Indonesia yang terdiri atas 721 suku dan ratusan bahasa. Sehingga, semangat persatuan dan persaudaraan harus terus diingatkan dan disemai bersama.

“Kita diingatkan oleh pendiri NU, untuk menjaga persatuan menjaga persaudaraan, dipesankan untuk menghindari pertikaian yang memicu perpecahan,” ujar Khofifah.

Khofifah menegaskan dalam Kongres XVIII Muslimat NU, pihaknya akan meluncurkan program Muslimat NU Sadar Lingkungan (Mustika Darling) dan Program Muslimat NU Mengentaskan Kemiskinan Ekstrem (Mustika Mesem) sebagai program nasional.

“Program ini sejatinya sudah kami lakukan di sejumlah daerah sebagai pilot project, seperti Mustika Darling, adalah program yang kita gagas dimana setiap ada kegiatan pengajian Muslimat NU ada tim yang bagian sapu bersih sehingga begitu kegiatan berakhir tidak meninggalkan sampah,” ujar Khofifah.

Begitu juga dengan program Muslimat NU Mengentaskan Kemiskinan Ekstrim (Mustika Mesem). Dikatakan Khofifah, program ini sudah berjalan di sejumlah daerah, dimana Muslimat NU bekerja sama dengan pemerintah daerah setempat dan melakukan sinkronisasi data masyarakat miskin ekstrem.

“Kemudian, setiap hari mengirimkan rantangan pada masyarakat miskin tersebut. Yang isinya adalah makanan, mulai nasi, sayuran dan lauk-pauk. Sengaja rantangan agar lauk dan nasinya tidak tercampur,” ujarnya.

Pihaknya berharap Kongres XVIII Muslimat NU berlangsung lancar dan mendatangkan manfaat yang besar dan luas pada masyarakat Indonesia. Hal itu sekaligus menjadi semangat besar dari Muslimat NU sebagai organisasi perempuan terbesar di dunia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement