Rabu 04 Dec 2024 16:00 WIB

Palestina Susun Rencana Pemulihan Dini untuk Gaza Pascaserbuan Israel

Palestina akan terus didukung masyarakat dunia.

Anak Palestina Ayham al-Salaymeh (14), sebelum menyerahkan diri untuk menjalani hukuman di penjara Israel, di Yerusalem Timur, Ahad (1/12/2024). Ayham al-Salaymeh dijatuhi hukuman satu tahun penjara oleh pengadilan Israel dan menghabiskan 18 bulan dalam tahanan rumah atas tuduhan melempar batu ke orang Israel di Yerusalem.
Foto: REUTERS/Latifeh Abdellatif
Anak Palestina Ayham al-Salaymeh (14), sebelum menyerahkan diri untuk menjalani hukuman di penjara Israel, di Yerusalem Timur, Ahad (1/12/2024). Ayham al-Salaymeh dijatuhi hukuman satu tahun penjara oleh pengadilan Israel dan menghabiskan 18 bulan dalam tahanan rumah atas tuduhan melempar batu ke orang Israel di Yerusalem.

REPUBLIKA.CO.ID, PALESTINA -- Perdana Menteri Palestina Mohammad Mustafa mengatakan pada Selasa (3/12) bahwa pemerintahannya telah mengembangkan rencana pemulihan dini yang akan segera dilaksanakan setelah Israel menghentikan serangan di Jalur Gaza.

Pernyataan Mustafa itu disampaikan dalam pertemuannya dengan Menteri Pembangunan Inggris Anneliese Dodds di Ramallah, menurut pernyataan dari kantor Perdana Menteri Palestina.

Baca Juga

"Pemerintah telah menyiapkan rencana untuk pemulihan dan rekonstruksi dini guna mempercepat upaya di Gaza segera setelah agresi berakhir," ujar Mustafa, yang juga menjabat sebagai Menteri Luar Negeri.

Mustafa menguraikan sejumlah elemen kunci dari rencana tersebut, termasuk pemulihan layanan, penyediaan bantuan darurat, penyatuan institusi, pemberdayaan sektor swasta, penyediaan perumahan sementara, serta melaksanakan rekonstruksi secara menyeluruh.

Gaza, yang telah diblokade Israel selama 18 tahun, digambarkan sebagai penjara terbuka terbesar di dunia. Perang yang sedang berlangsung saat ini telah memaksa hampir 2 juta dari 2,3 juta penduduk Gaza mengungsi, dan membawa mereka ke dalam kondisi yang sangat buruk dengan kekurangan pangan, air, dan obat-obatan yang parah.

Mustafa menegaskan perlunya tindakan global yang mendesak untuk mengakhiri kondisi bencana di Gaza. Ia meminta masyarakat internasional memberikan perhatian pada pemblokiran sebagian besar jalur perbatasan, pembatasan bantuan kemanusiaan, dan kerusakan layanan dasar seperti perawatan kesehatan, air, sanitasi, dan listrik.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement